RADAR JABAR - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melakukan inspeksi langsung terhadap persediaan sejumlah bahan pangan di Pasar Tagog, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memastikan bahwa harga kebutuhan pokok tetap stabil dan terkendali menjelang perayaan Natal 2024 serta Tahun Baru 2025.
Pada kesempatan tersebut, Mendag Budi Santoso menjelaskan bahwa kunjungannya ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan kesiapan pasokan pangan di berbagai wilayah Indonesia, terutama menyambut Natal dan pergantian tahun.
Salah satu lokasi yang dikunjungi dalam rangkaian kunjungan ini adalah Pasar Tagog di Kabupaten Bandung Barat, yang dilakukan pada hari Senin.
“Jadi kita melakukan pengecekan harga ini H-2, bahwa harga stabil normal. Mudah-mudahan harga yang normal ini membuat saudara kita yang mempersiapkan untuk Natal dan Tahun Baru berjalan dengan baik,“ katanya.
BACA JUGA:Hari Keempat Angkutan Natal dan Tahun Baru 2024/2025, Daop 2 Bandung Sudah Layani 50ribu Penumpang
BACA JUGA:Hari Ketiga Angkutan Natal: Okupansi KAI Bandung Capai 41,3 Persen
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di pasar, Menteri Perdagangan (Mendag) menyatakan bahwa harga beberapa bahan pokok masih berada dalam rentang yang wajar dan tidak ada yang mengkhawatirkan.
Sebagai contoh, harga daging sapi saat ini berada di sekitar Rp140 ribu per kilogram, sedangkan daging ayam dijual dengan harga Rp35 ribu per kilogram. Sementara itu, cabai merah dihargai Rp32 ribu per kilogram, dan harga telur mencapai Rp30 ribu per kilogram.
“Kalau ayam masih di bawah harga acuan, ya kalau naik-naik sedikit tidak apa-apa karena kan kasihan peternak juga kalau turun,” katanya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa harga minyak goreng rakyat, yang dikenal dengan nama MinyaKita, yang sebelumnya sempat melonjak hingga mencapai Rp17.000 per liter, kini mulai mengalami penurunan yang cukup signifikan.
BACA JUGA:Wartawan dan Polri Bahu-Membahu Jaga Kondusifitas Pasca Pilkada
BACA JUGA:Ketua Dewan Adat Dayak Paser Ajak Masyarakat Jaga Situasi Kondusif Pasca Pilkada Serentak 2024
“Tadi saya cek sudah ada yang di harga Rp15.700. Ini sudah mulai normal,” kata dia.
Ia menjelaskan bahwa lonjakan harga yang terjadi sebelumnya disebabkan oleh dua faktor utama, yakni keterlambatan dalam proses pasokan dan adanya rantai distribusi yang terlalu panjang, yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya kini memanfaatkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) yang dimiliki oleh Kementerian Perdagangan. Sistem ini memungkinkan mereka untuk melakukan pemantauan distribusi minyak goreng secara lebih terperinci, mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah-daerah, sehingga dapat memastikan kelancaran distribusi dan mengidentifikasi potensi kendala yang terjadi di lapangan.