Penjelasan Ilmiah Ramalan Zodiak, Ternyata Palsu

Sabtu 21-12-2024,19:09 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Jika kita membaca berbagai sumber yang ada, setiap zodiak memiliki deskripsi sifatnya masing-masing, seperti keras kepala, manipulatif, tidak mudah dibohongi, dan sebagainya. Ketika seseorang menemukan kesamaan antara sifat pribadinya dengan deskripsi zodiak yang beredar luas di internet, mereka cenderung percaya bahwa sifat tersebut sudah ditentukan oleh tanggal lahir mereka.

Fenomena ini dikenal dengan Barnum Effect. Barnum Effect adalah bias kognitif yang terjadi ketika seseorang percaya bahwa deskripsi kepribadian tertentu ditujukan khusus untuk dirinya, padahal sebenarnya deskripsi tersebut bersifat umum dan relevan untuk banyak orang.

Misalnya, ketika seseorang memiliki zodiak Leo dan kebetulan memiliki sifat boros, ia cenderung menyamakan sifat tersebut dengan artikel yang menyebutkan bahwa Leo adalah pribadi yang boros. Orang tersebut merasa bahwa deskripsi dalam artikel tersebut ditujukan khusus untuk dirinya. Padahal, sifat boros sebenarnya merupakan hal yang umum dan lebih dipengaruhi oleh kondisi emosional seseorang terhadap uang.

Dampak dari Barnum Effect ini adalah kita cenderung merasa bahwa deskripsi yang berkaitan dengan rentang tanggal lahir kita benar-benar ditujukan khusus pada diri kita. Akhirnya, kita meyakini bahwa sifat kepribadian dan tanggal lahir memiliki korelasi yang lurus, padahal hal ini tidak selalu benar.

Menurut Bertram Forer, psikolog yang pertama kali meneliti Barnum Effect, bias kognitif yang muncul ketika membaca horoskop dapat menimbulkan kepercayaan keliru terhadap apa yang kita alami. Kasarnya, hal ini serupa dengan "cocoklogi", yang sebenarnya tidak selalu relevan.

Misalnya, jika kita memiliki seorang teman berzodiak Leo yang dikenal boros dan keras kepala, pada kenyataannya ia memang memiliki sifat keras kepala, tetapi justru sangat hemat dalam pengeluarannya. Begitu juga dengan orang lain yang kita temui; banyak dari sifat asli mereka bertentangan dengan deskripsi zodiak yang tersebar di internet.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena sifat-sifat seseorang lebih ditentukan oleh banyak faktor lain daripada sekadar kapan ia dilahirkan. Menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam buku The Social Construction of Reality, mereka mendefinisikan "sosialisasi primer" sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu sejak kecil untuk belajar menjadi bagian dari masyarakat, terutama dalam lingkup keluarga. Dalam proses ini, keluarga memiliki peran yang besar dalam membentuk kepribadian seseorang.

Selain pembentukan melalui keluarga, para ahli juga menyatakan bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh berbagai faktor lainnya, seperti pengalaman hidup, pendidikan, lingkungan, dan berbagai pengalaman lain yang ia jalani. Oleh karena itu, sifat yang dimiliki seseorang tidak sesederhana karena ia memiliki zodiak tertentu, melainkan merupakan hasil dari akumulasi berbagai faktor selama hidupnya.

Sekarang, mengapa kami berani menyatakan bahwa zodiak adalah kebohongan? Alasannya adalah tidak ada satu pun dasar ilmiah yang valid untuk mendukung klaim dari konsep zodiak itu sendiri. Jika kita perhatikan deskripsi setiap zodiak yang tersebar di berbagai artikel, sering kali kita menemukan ketidakkonsistenan.

Sebagai contoh, ketika saya mencari ramalan kesehatan untuk zodiak Libra pada tanggal 14 Desember 2024, salah satu artikel menyebutkan bahwa orang berzodiak Libra pada hari itu akan mengalami nyeri leher.

Namun, fakta menariknya, teman saya yang berzodiak Libra dan berada di samping saya dalam keadaan sehat tanpa keluhan apa pun di bagian lehernya. Hal ini menunjukkan bahwa ramalan zodiak yang tersebar di internet tidak dapat dijadikan acuan atau kebenaran yang berlaku secara umum.

Secara logis, jika benar bahwa Libra diramalkan akan mengalami sakit leher pada hari itu, apakah mungkin semua orang yang lahir antara tanggal 22 September hingga 22 Oktober mengalami hal yang sama? Tentu saja tidak. Hal ini menimbulkan kontradiksi antara ramalan tersebut dan realitas yang sebenarnya.

Memang, ada beberapa momen ketika seseorang merasa ramalan zodiak sesuai dengan apa yang ia alami. Namun, hal ini dapat dibantah dengan sangat sederhana. Kesamaan tersebut bisa jadi hanyalah kebetulan semata atau dipengaruhi oleh sugesti pribadi yang memaksakan diri untuk percaya bahwa ramalan itu benar. Selain itu, terdapat pula faktor acak yang sebenarnya lebih berpengaruh dibandingkan sekadar ramalan zodiak tersebut.

Sebagai contoh, ketika sebuah artikel menyatakan bahwa zodiak tertentu akan mengalami kesulitan finansial pada tanggal tertentu, seseorang yang kebetulan memiliki masalah keuangan pada hari tersebut mungkin saja percaya bahwa hal itu telah diramalkan sebelumnya. Padahal, kesulitan finansial tersebut bisa saja terjadi karena faktor lain yang berasal dari dirinya sendiri, seperti pengelolaan keuangan yang buruk atau pengeluaran yang tidak terkontrol.

Logikanya, tidak mungkin semua orang dengan zodiak yang sama akan mengalami kesulitan finansial secara bersamaan. Fenomena ini menunjukkan bahwa ramalan zodiak sering kali hanya bersifat kebetulan atau sugesti belaka, bukan sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah.

Dalam fenomena ini, manusia cenderung mencocokkan logika antara ramalan yang ia baca dengan situasi dirinya. Padahal, hal tersebut sebenarnya hanya merupakan sugesti dan faktor kebetulan yang tidak terjadi pada orang lain dengan zodiak yang sama.

Kategori :