RADAR JABAR - Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah infrastruktur penting di Yaman, termasuk pembangkit listrik, pelabuhan, dan fasilitas minyak, yang menewaskan sembilan orang dan melukai tiga lainnya. Serangan ini memperburuk ketegangan antara Israel dan kelompok Houthi.
Menurut saluran TV Al-Masirah, yang berafiliasi dengan Houthi, serangan di Al-Hudaydah mengakibatkan kerusakan pada pelabuhan dan fasilitas minyak.
Selain itu, dua pembangkit listrik di Sanaa, ibu kota Yaman, juga menjadi target serangan. Kantor berita Saba menyebutkan bahwa Israel melancarkan enam serangan udara di Sanaa serta enam serangan lainnya di Al-Hudaydah, yang menghantam pelabuhan dan menyebabkan korban jiwa.
“Musuh melancarkan empat serangan agresif yang menargetkan pelabuhan, dan dua serangan yang menargetkan fasilitas minyak,” tulis Al Jazeera mengutip saluran TV Al-Masirah.
BACA JUGA:California Umumkan Keadaan Darurat Setelah Ditemukan Flu Burung di Peternakan Sapi Perah
BACA JUGA:Zelenskyy dan Sekjen NATO Bahas Penguatan Pertahanan Ukraina di Brussels
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur yang diduga digunakan Houthi dalam aktivitas militernya melawan Israel. Hagari menegaskan bahwa Israel akan terus bertindak demi melindungi warganya dari ancaman Houthi.
“Israel tidak akan ragu untuk bertindak membela diri dan warganya dari serangan Houthi,” ujar Hagari.
Sebagai tanggapan, Houthi mengklaim telah meluncurkan rudal balistik hipersonik ke wilayah Jaffa di Israel tengah. Militer Israel mengonfirmasi bahwa rudal tersebut berhasil dicegat, meski puing-puingnya jatuh di dekat kota Ramat Gan, tak jauh dari Tel Aviv.
Israel melibatkan 14 jet tempur, termasuk jet pengisi bahan bakar dan pengintai, dalam dua gelombang serangan. Gelombang pertama menargetkan Al-Hudaydah, termasuk menghancurkan delapan kapal tunda di pelabuhan. Gelombang kedua mengincar dua pembangkit listrik di Sanaa.
Kelompok Houthi, yang menyatakan solidaritas terhadap 45.000 warga Gaza yang tewas akibat serangan Israel, terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah. Mereka bertekad untuk melanjutkan aksi ini hingga serangan Israel di Gaza dihentikan.