Sekarang, coba bayangkan jika sundial pertama kali ditemukan di belahan bumi selatan, seperti Australia atau Antartika. Di sana, bayangan sundial akan bergerak ke arah yang berlawanan, yaitu dari kanan ke kiri. Jika itu yang terjadi, mungkin yang kita kenal sebagai clockwise saat ini justru akan bergerak dari kanan ke kiri.
Konvensi ini semakin diperkuat ketika jam mekanis pertama kali tersebar luas di Eropa, yang juga berada di belahan bumi utara. Dengan demikian, arah clockwise menjadi standar universal yang kita gunakan hingga hari ini.
Di Eropa pada abad pertengahan, sekitar abad ke-14, jam mekanis pertama kali dikembangkan. Pada awalnya, jam hanya dibuat dan dipasang di menara gereja untuk mengukur waktu.
Desain awal jam ini sangat dipengaruhi oleh sundial atau jam matahari yang ada sebelumnya, dengan pergerakan jarum jam mengikuti arah bayangan pada sundial, yaitu dari kiri ke kanan—yang kini kita kenal sebagai clockwise atau searah jarum jam.
Lalu, bagaimana pemahaman ini bisa tersebar luas dan hampir merata di seluruh dunia? Semua berawal dari seorang pembuat jam bernama Peter Henlein. Ia adalah seorang tukang kunci dan pembuat mekanisme jam dinding dari Nuremberg, Jerman. Peter Henlein dikenal luas sebagai penemu jam tangan portabel pertama. Dalam pembuatan jam tangannya, ia mengadopsi teori clockwise yang telah menjadi standar sebelumnya.
Karya Peter Henlein pada awal abad ke-16 menjadi tonggak penting dalam perkembangan teknologi penunjuk waktu di seluruh dunia. Seiring dengan meluasnya penggunaan jam, konsep clockwise semakin tertanam dalam pikiran masyarakat hingga menjadi standar untuk semua perangkat penunjuk waktu pada masa itu. Bahkan ketika jam menjadi lebih canggih dan portabel, pergerakan jarum jam tetap bergerak dari kiri ke kanan atau clockwise.
Kesimpulannya, arah pergerakan jarum jam yang kita gunakan saat ini sangat dipengaruhi oleh penemuan awal di belahan bumi utara. Jika saja peradaban yang pertama kali mengembangkan konsep waktu ini berada di belahan bumi selatan, pergerakan jarum jam mungkin akan bergerak dari kanan ke kiri.
Hal ini bukan semata-mata karena peradaban berasal dari belahan bumi utara, tetapi karena sundial—dan konsep arah kiri ke kanan—telah menjadi bagian dari pemahaman sistematis manusia. Contohnya terlihat dalam cara menulis, yang umumnya diawali dari kiri ke kanan.
Contoh lain adalah dalam sistem navigasi, di mana konsep searah jarum jam digunakan untuk menentukan arah pada kompas. Misalnya, saat memberikan arahan untuk memutar searah jarum jam, artinya belok ke kanan.
Bahkan dalam beberapa budaya, arah jarum jam memiliki makna simbolis. Misalnya, dalam banyak upacara dan ritual adat, gerakan yang dilakukan searah jarum jam melambangkan energi positif dan keberuntungan. Sebaliknya, gerakan berlawanan arah jarum jam dianggap membawa energi negatif atau bahkan memanggil roh jahat.
Penganut Konsep Jarum Jam dari Kanan ke Kiri
Pertanyaan berikutnya, adakah masyarakat yang membaca waktu secara berlawanan, dari kanan ke kiri? Jawabannya adalah ada, seperti di Bolivia. Karena Bolivia berada di belahan bumi selatan, sebagian masyarakatnya menggunakan metode membaca waktu dari kanan ke kiri.
Salah satu contohnya adalah jam dinding yang bergerak berlawanan arah jarum jam, yang terletak di fasad gedung Kongres di Plaza Murillo, La Paz. Jam ini memiliki jarum yang bergerak counterclockwise dan angka-angka yang terbalik.
BACA JUGA:6 Alasan Mengapa Jam Tangan Rolex Mahal Selain Karena Jamnya Orang Kaya
BACA JUGA:5 Rekomendasi Jam Tangan Anti Air dengan Harga Terjangkau
Konsep jam counterclockwise ini berakar pada warisan budaya Bolivia. Dua kelompok etnis asli Bolivia, Aimara dan Quechua, memiliki cara pandang unik terhadap waktu. Metode ini tercipta karena di belahan bumi selatan, bayangan pada sundial bergerak secara alami berlawanan dengan arah jarum jam, yaitu dari kanan ke kiri.
Contoh lain dari jam counterclockwise adalah jam di Menara Balai Kota Yahudi di Praha, Republik Ceko. Jam ini menggunakan huruf Ibrani pada angkanya, dan jarumnya bergerak berlawanan arah jarum jam, sejalan dengan cara membaca bahasa Ibrani yang dari kanan ke kiri.