Awal Terciptanya Jam Tangan Richard Mille yang Sering Dipakai Para 'Sultan'

Jumat 06-12-2024,21:30 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Namun, keberhasilan itu tidak lepas dari masa-masa sulit. Mereka menghadapi kebutuhan besar untuk membangun fasilitas baru yang memadai. Sayangnya, pengelolaan keuangan terbukti lebih kompleks daripada jam tangan paling rumit yang pernah mereka buat.

Mereka kekurangan dana untuk membeli dan membuat komponen yang diperlukan untuk proyek Grande Complication. Tanpa tabungan yang memadai, kondisi keuangan perusahaan saat itu sangat tidak sehat.

Akhirnya, Renaud memutuskan untuk kembali ke Brassus, tempat produksi Audemars Piguet, demi mencari solusi. Pada tahun 1992, Georges-Henri Meylan dari Audemars Piguet menawarkan untuk menyelamatkan studio mereka dengan syarat Audemars Piguet akan menyediakan modal yang dibutuhkan, namun sebagai imbalannya, mereka akan memegang 52% saham di Renaud & Papi SA.

Tanpa banyak pilihan, mereka menyetujui perjanjian tersebut. Setelah kontrak ditandatangani, studio mereka resmi menjadi bagian dari Audemars Piguet dan diberi nama Audemars Piguet Renaud & Papi SA.

Sejak itu, sekitar setengah dari pekerjaan mereka dikhususkan untuk perusahaan induknya, yaitu Audemars Piguet. Namun, bagi Renaud dan Papi, hal ini tidak menjadi masalah, karena dividen yang mereka terima sangat mengesankan dan membantu mereka terus berkembang.

Setelah kembali berada di bawah manajemen Audemars Piguet, milestone penting bagi Renaud & Papi adalah saat mereka berhasil menciptakan escapement untuk Audemars Piguet. Ini merupakan versi penyempurnaan dari escapement buatan Robin sebelumnya.

Namun, seiring waktu, visi Renaud & Papi mulai tidak selaras dengan Audemars Piguet. Saat itu, Audemars Piguet lebih fokus pada cara kerja tradisional dan pengembangan mesin jam tangan di model-model lamanya. Ketidaksinergian ini memuncak ketika Renaud & Papi mengusulkan ide mereka untuk menciptakan desain dan komplikasi mesin jam tangan yang ringan. Sayangnya, Georges-Henri Meylan tidak tertarik dan menolak gagasan tersebut.

Di sinilah Richard Mille melihat peluang besar untuk mengisi kekosongan tersebut. Ia memiliki visi yang berbeda—membuat jam tangan yang ringan, kompleks, dan tahan guncangan, sekaligus memposisikan mereknya dekat dengan dunia otomotif. Bersama Renaud & Papi, Richard Mille bekerja keras selama tiga tahun untuk mewujudkan ide ini.

Berbagai prototipe dibuat dan diuji hingga akhirnya, pada tahun 2001, di ajang BaselWorld, Richard Mille memperkenalkan jam tangan tourbillon pertama mereka, RM001.

RM001 langsung menjadi revolusioner. Selain memiliki estetika yang unik, jam tangan ini berhasil mengubah persepsi tentang tourbillon. Komplikasi yang sebelumnya dianggap sangat rentan terhadap benturan kini menjadi kokoh dan tangguh.

Untuk membuktikan ketahanannya, Richard Mille melemparkan RM001 miliknya sendiri ke lantai di depan para pengunjung BaselWorld. Hasilnya, jam tangan tersebut tetap utuh dan berfungsi sempurna.

Demonstrasi ini sukses besar dan RM001 langsung menjadi perbincangan di seluruh dunia. Dengan ini, Richard Mille resmi menjadi fenomena baru dalam dunia horologi.

Konsep Desain Semakin Berkembang

Konsep awal Richard Mille adalah menciptakan jam tangan dengan pendekatan yang sama seperti tim F1 menciptakan mobil mereka, yaitu tanpa memperhitungkan biaya. Dunia F1 menjadi sumber inspirasi besar bagi Richard Mille, mulai dari teknologi, proses manufaktur, desain, hingga performa jam tangan. Keputusan untuk menggandeng Renaud & Papi adalah langkah strategis, karena mereka memiliki visi yang sama dalam desain dan pengembangan material jam tangan.

Hasilnya, Richard Mille berhasil menciptakan merek jam tangan kontemporer dengan fokus kuat pada material yang inovatif, mengambil tema dari dunia otomotif hingga aviasi. Proses pembuatannya pun diibaratkan setara dengan detail tinggi dalam pembuatan mobil F1 atau pesawat terbang. Kita tahu sendiri, harga satu mobil F1 saja luar biasa mahal, kan?

Setelah meluncurkan RM001, model RM006 menjadi salah satu kebanggaan Richard Mille. Ini adalah jam tangan pertama yang menggunakan dial berbahan dasar serat karbon. Ide di baliknya adalah menciptakan dial berwarna gelap namun tetap mencerminkan tema sport dan otomotif. Serat karbon, yang sering digunakan dalam pembuatan supercar dan pesawat terbang, memiliki harga material sekitar USD 2.000 per potongan kecil. Proses pemotongannya pun membutuhkan alat khusus.

Terlepas dari mahalnya material dan sulitnya pengolahan, Richard Mille tetap konsisten menggunakan bahan premium dan inovatif untuk setiap jam tangannya. Setelah RM001, mereka meluncurkan seri berurutan seperti RM002, RM003, dan seterusnya. Seri-seri ini dikenal dengan material istimewa seperti forged carbon, titanium, dan lain-lain.

Kategori :