Gaza Desak UNRWA Batalkan Penghentian Bantuan Kemanusiaan

Selasa 03-12-2024,16:36 WIB
Reporter : Salma Sepina Nurdini
Editor : Salma Sepina Nurdini

RADAR JABAR - Pemerintah Gaza pada Senin (2/12) mendesak Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk segera mencabut keputusan penghentian pengiriman bantuan ke Jalur Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom.

UNRWA sebelumnya mengumumkan pada Minggu bahwa mereka menghentikan pengiriman bantuan melalui pos perbatasan yang dikendalikan Israel karena alasan keamanan.

“Kami sedang menghentikan pengiriman bantuan melalui Kerem Shalom, pos penyeberangan utama untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jalur keluar dari pos penyeberangan ini tidak aman selama berbulan-bulan,” ujar Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, dalam pernyataannya.

Lazzarini menjelaskan bahwa keputusan ini dipicu oleh insiden serius pada 16 November lalu, ketika konvoi besar truk yang membawa bantuan kemanusiaan dirampas oleh kelompok bersenjata. Percobaan pengiriman kembali melalui jalur yang sama juga berakhir dengan pencurian semua truk bantuan.

BACA JUGA:Ratusan Ribu Warga Valencia Protes Penanganan Banjir Mematikan oleh Pemerintah

BACA JUGA:Siklon Fengal Hantam India Selatan, Akibatkan Tiga Orang Korban Jiwa

Pemerintah Gaza menuding Israel bekerja sama dengan kelompok bersenjata untuk mencuri pengiriman bantuan tersebut. Menurut pernyataan resmi, Israel dinilai membiarkan perampokan ini terjadi sebagai bagian dari upaya memperburuk krisis kemanusiaan.

Sumber anonim dari organisasi bantuan internasional mengungkapkan bahwa pasukan Israel tidak hanya memfasilitasi pencurian, tetapi juga menyimpan barang-barang bantuan di gudang militer mereka. Laporan dari harian Israel Haaretz turut mengonfirmasi bahwa kelompok bersenjata di Gaza diizinkan mencuri bantuan tanpa adanya intervensi militer Israel.

Gaza meminta UNRWA untuk mencari jalur pengiriman yang lebih aman agar bantuan dapat segera sampai kepada warga yang membutuhkan. Pemerintah juga menegaskan perlunya peningkatan jumlah bantuan untuk mengatasi kekurangan pangan yang semakin parah, terutama di wilayah utara Gaza.

Krisis ini semakin diperburuk oleh blokade yang telah berlangsung selama 18 tahun. Blokade tersebut, yang dijuluki sebagai penjara terbuka terbesar di dunia, memengaruhi hampir 2,3 juta penduduk Gaza.

BACA JUGA:Afrika Selatan Cetak Sejarah sebagai Presiden G20 Pertama dari Benua Afrika

BACA JUGA:Iran Berjanji akan Terus Memberi Dukungan kepada Suriah

Pemerintah Gaza menyatakan bahwa Israel, dengan dukungan negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis, turut melakukan kejahatan perang melalui dukungan militer dan logistik.

Sejak konflik yang dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober tahun lalu, Israel telah melancarkan serangan yang disebut sebagai genosida, mengakibatkan lebih dari 44.400 korban jiwa, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 105.000 orang, menurut data resmi.

Tahun kedua konflik ini memicu reaksi keras dari masyarakat internasional. Banyak pihak mengecam blokade dan penghentian pengiriman bantuan sebagai taktik untuk menghancurkan populasi Gaza secara sistematis. PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan mendesak agar solusi segera diambil untuk mengakhiri penderitaan di wilayah tersebut.

Kategori :