Dari segi karakter, masyarakat Khmer umumnya memiliki sifat lemah lembut dan jarang menunjukkan sikap kasar, berdebat, atau emosi yang berlebihan. Kebiasaan lain yang perlu dihormati adalah tata cara bersikap mereka, seperti mengucapkan salam ketika bertemu. Masyarakat Khmer dikenal ramah dan suka membantu, terutama kepada orang asing.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ketika meminta bantuan, sebaiknya kita memberikan penjelasan yang lebih detail karena sebagian besar masyarakat Khmer cenderung lambat dalam merespons.
Jika Anda tidak bisa berbahasa Khmer, gunakan bahasa Inggris. Banyak generasi muda Khmer yang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Jika bahasa Inggris Anda terbatas, gunakan bahasa isyarat, tulisan, atau aplikasi seperti Google Translate untuk membantu berkomunikasi.
4. Biaya Hidup Mahal
Biaya hidup di Kamboja relatif mahal jika dibandingkan dengan Indonesia atau negara-negara ASEAN lainnya. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan Dolar Amerika Serikat (USD) dalam transaksi sehari-hari, selain harga kebutuhan pokok yang memang tinggi. Sebagai contoh sesuai kurs saat ini:
- Harga bensin oktan 92 sekitar 1,5 USD per liter (sekitar Rp22.500 per liter).
- Tarif listrik mencapai 0,3 USD per kWh, yang tiga kali lebih mahal dibandingkan tarif listrik di Indonesia.
- Harga barang-barang di supermarket dan makan di restoran juga tergolong mahal.
Pastikan Anda sudah mempersiapkan anggaran dengan baik jika ingin tinggal atau berkunjung ke Kamboja.
5. Cuaca Panas
Cuaca di Kamboja cenderung panas sepanjang tahun, terutama pada bulan Maret hingga Mei, di mana suhu bisa mencapai 40 derajat Celsius dalam sehari. Pada pagi hari, matahari biasanya muncul lebih cepat, sekitar pukul 06.00, sehingga waktu ini cocok untuk berolahraga atau berjemur guna meningkatkan imunitas tubuh.
Namun, hindari aktivitas di luar ruangan pada pukul 11.00 hingga 15.00 karena terik matahari yang intens dapat menyebabkan kulit terbakar. Gunakan perlindungan seperti topi, kacamata hitam, atau tabir surya jika Anda harus berada di luar pada waktu tersebut.
6. Sulit Menemukan Makanan Halal
Karena mayoritas penduduk Kamboja beragama Buddha, makanan halal cukup sulit ditemukan, terutama bagi masyarakat Muslim. Namun, bukan berarti tidak ada pilihan sama sekali.
Bagi rekan-rekan Muslim asal Indonesia, Anda bisa mencari rumah makan Indonesia seperti Warung Bali, Rumah Makan Bawah Solo, atau Sumatera yang ada di Phnom Penh.
BACA JUGA:Harun Masiku Ada di Kamboja? Diduga Dilindungi Partai Berkuasa
BACA JUGA:Ini Nama Oknum Polisi dan Petugas Imigrasi yang Terlibat Penjualan Ginjal Ilegal di Kamboja
Jika ingin mencicipi makanan di rumah makan lokal yang halal, Anda bisa mencari di daerah Chroy Changvar (sebelah utara Phnom Penh) atau kawasan Chbar Ampov di seberang Sungai Tonle Sap. Di daerah tersebut terdapat banyak komunitas Muslim Cham yang menyediakan makanan halal, termasuk kantin atau rumah makan khas lokal.
7. Jangan Mudah Tergiur Lowongan Kerja di Kamboja
Bagi Anda yang berniat bekerja di Kamboja, berhati-hatilah terhadap penipuan lowongan kerja yang sering terjadi. Banyak perusahaan palsu (scammer) yang menawarkan pekerjaan dengan gaji tinggi dan fasilitas yang menggiurkan melalui media sosial.