Namun Khotib mengingatkan, masih ada sekitar 32,6 persen publik di Kabupaten Bandung yang masuk dalam kategori soft supporters.
Ia menjelaskan, soft supporters merupakan gabungan pemilih yang sudah memilih tapi bisa berubah dan mereka yang belum punya pilihan sama sekali.
"Angka soft supporter sebesar 32,6 persen tersebut biasanya sering kita sebut sebagai lahan tak bertuan. Mereka adalah pemilih cair yang masih bisa diperebutkan siapa saja. Inilah yang harus menjadi PR buat kedua paslon. Siapa yang bisa mengambil pemilih cair yang paling banyak, itulah pemenangnya," terangnya.
Khotib juga menyampaikan sejumlah data penting yang menggambarkan keunggulan Dadang dan Ali Syakieb, salah satunya terlihat pada distribusi dukungan aneka segmen demografis, mulai dari gender, usia, tingkat pendidikan, penghasilan, profesi, pemilih ormas, pemilih partai, serta pemilih di setiap dapil dan kecamatan.
Khotib menambahkan, Sahrul dan Gun Gun unggul hanya di 4 kecamatan saja, yaitu Cileunyi, Soreang, Cimaung, dan Cangkuang.
Selebihnya dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, Dadang dan Ali Syakieb unggul merata, dimana ada beberapa kecamatan yang keunggulannya tipis atau bersaing ketat.
Sementara itu pada segmen pemilih partai, dukungan sudah relatif solid kepada masing-masing paslon yang diusungnya.
Misalnya, Dadang dan Ali Syakieb yang didukung PKB, Gerindra, NasDem, PDIP, dan sejumlah partai lain, pemilihnya sudah relatif solid.
Begitu juga Sahrul dan Gun Gun yang didukung Golkar dan PKS, pemilih kedua partai pengusung itu juga sudah solid ke calon yang didukungnya.
"Kalau di segmen pemilih partai, data kita memperlihatkan soliditas pilihan kepada masing-masing kandidat yang didukungnya," ujarnya.
Khotib menegaskan, jika merujuk pada data survei terbaru LSI Denny JA, baik dari elektabiltias, strong supporters, dukungan aneka segmen demografis, dan dapil serta kecamatan, maka potensi kemenangan lebih besar ada pada pasangan Dadang Supriatna dan Ali Syakieb.
Namun begitu, ia juga menyampaikan temuan data lain yang harus diwaspadai, yaitu masih tingginya angka kecendrungan mayoritas perilaku pemilih di Kabupaten Bandung terhadap money politic, dimana ada sekitar 50,4 persen publik yang menganggap money politic adalah hal yang wajar.
"Ini angka yang tidak kecil. Kalau perilaku pemilih yang berkategori seperti ini dimanfaatkan oleh kandidat dan timnya, pasti akan menjadi good news buat yang berkapital besar, dan bad news buat kandidat yang amunisinya pas-pas. Meskipun jika itu dilakukan, potensi resiko kena semprit Panwas cukup besar," tegasnya.
Lebih jauh ia memaparkan, survei LSI Denny JA juga memotret peta elektabilitas para calon gubernur di Kabupaten Bandung.
"Hasilnya, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan unggul telak dengan 77,0 persen. Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie 9,6 persen, Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina 6,3 persen, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja 1,4 persen," imbuhnya.*** (ysp)