Sejarah Sumpah Pemuda dan Tokoh yang Memperjuangkan, Kenali Maknanya Lebih Dalam!

Senin 28-10-2024,16:56 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Rapat pertama berlangsung di gedung Katholieke Jongelingen Bond di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Kemudian, rapat dipindahkan ke Oost-Java Bioscoop di Koningsplein North (sekarang Jalan Medan Merdeka Utara), dan gedung Kramat 106 digunakan untuk rapat ketiga sekaligus penutupan.

Jika pada bulan April 2017 Kongres Pemuda I bisa dikatakan belum berhasil memenuhi harapan, maka dalam Kongres Pemuda II ini benar-benar dapat memenuhi harapan bagi seluruh rakyat Indonesia. Meskipun Kongres Pemuda I tidak dapat dikatakan gagal total, karena telah berhasil meletakkan dasar-dasar persatuan, tujuan Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:

  • Melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda Indonesia
  • Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia
  • Memperkuat kesadaran kebangsaan, dan memperteguh persatuan Indonesia.

Kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi menjadi tiga pertemuan. Pertemuan pertama pada Sabtu, 27 Oktober 1928, dilaksanakan di gedung Katholieke Jongelingen Bond (sekarang Lapangan Banteng).

Dalam sambutannya, Ketua Sugondo Djojopuspito berharap konferensi ini akan memperkuat semangat persatuan di benak pemuda. Pertemuan kedua, yang dilaksanakan pada Minggu, tanggal 28 Oktober 1928, di gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pertemuan ketiga yang dilaksanakan di Jalan Kramat Raya 106. Sunaryo menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi.

Dari rapat pertama hingga rapat ketiga Kongres Pemuda II, terdapat 15 pembicara yang membahas berbagai tema. Di antara pembicara yang dikenal adalah Sugondo Djojopuspito, Muhammad Yamin, Siti Sundari Poernomowoelan, Sarmidi Mangoensarkoro, dan Sunaryo.

Sebelum Kongres Pemuda II, para pemuda sudah menggelar kongres pertamanya pada tahun 1926. Tabrani Suryo Wicitro adalah salah satu tokoh penting dari Kongres I. Peserta Kongres I telah sepakat menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

Namun, saat itu, Tabrani mengaku tidak setuju dengan gagasan Yamin tentang penggunaan bahasa Melayu. Tabrani berpendapat bahwa jika nusantara itu bernama Indonesia dan bangsa itu bernama Indonesia, maka bahasa itu juga harus disebut bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu, meskipun unsur-unsurnya berasal dari Melayu.

Setelah Kongres Pemuda II, sikap pemerintah kolonial terkesan biasa saja. Bahkan, Vanderplas, seorang pejabat kolonial untuk urusan negara jajahan, menganggap remeh kongres pemuda dan keputusan-keputusan yang dihasilkan.

Vanderplas sendiri menertawakan keputusan kongres untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, mengingat bahwa sebagian pembicara dalam kongres tersebut justru menggunakan bahasa Belanda dan bahasa daerah. Sugondo sendiri, meskipun didaulat sebagai pemimpin sidang dan berusaha menggunakan bahasa Indonesia, terlihat kesulitan untuk berbahasa Indonesia dengan baik.

BACA JUGA:Tema dan Link Download Logo Hari Sumpah Pemuda 2023

BACA JUGA:9 Tokoh Organisasi yang Berperan Penting Dalam Kongres Sumpah Pemuda

Namun, apa yang diperkirakan oleh Vanderplas sangatlah meleset. Sejarah telah membuktikan bahwa kongres tersebut telah menjadi api yang mencetuskan persatuan nasional bangsa Indonesia untuk melawan kolonialisme. Dalam kongres tersebut, Muhammad Yamin menuliskan rumusan Sumpah Pemuda pada secarik kertas yang kemudian dibacakan oleh Sugondo dan dijelaskan panjang lebar oleh Muhammad Yamin.

Dalam kongres itu, untuk pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman dikumandangkan di depan banyak peserta kongres. Teks Sumpah Pemuda juga untuk pertama kalinya diikrarkan di Jakarta pada 28 Oktober 1928. Setelah mengetahui sejarah Sumpah Pemuda, mari kita bahas maknanya.

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia telah lahir. Proses kelahiran bangsa Indonesia ini adalah hasil perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas di bawah kekuasaan kolonialis.

Kondisi ketertindasan inilah yang mendorong para pemuda untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup bangsa Indonesia. Tekad ini menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sesuai namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda dan dijadikan sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersama-sama.

Kategori :