Berhasil jadi Raksasa Ekonomi Asia, Ini 3 Rahasia Kemajuan Ekonomi Cina

Rabu 30-10-2024,10:19 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Pada tahun 1978, ketika Deng Xiaoping meluncurkan reformasi ekonomi, Cina adalah negara yang miskin dan terisolasi. Namun, dalam waktu kurang dari empat dekade, negara ini berhasil menjadi kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia. Pertumbuhan ekonomi rata-rata Cina sebesar 10% per tahun selama beberapa dekade merupakan prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern.

Keberhasilan Cina telah memicu perdebatan sengit di kalangan para ahli. Beberapa orang memuji model pembangunan Cina sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan, sementara yang lain mengkritik model ini karena dianggap tidak berkelanjutan dan mengancam lingkungan. Apa yang sebenarnya membuat Cina begitu sukses? Apakah keberhasilan ini dapat direplikasi oleh negara-negara lain?

Penelitian kami menunjukkan bahwa keberhasilan Cina adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor yang saling melengkapi, termasuk kebijakan industrialisasi yang agresif, investasi besar-besaran dalam infrastruktur, dan dukungan kuat dari pemerintah pusat. Selain itu, budaya kerja yang keras dan semangat kewirausahaan juga memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Cina memiliki sejumlah keuntungan alami dalam hal geopolitik, salah satunya terkait dengan lokasi strategisnya. Seorang analis ekonomi pernah berkata bahwa kedekatan dengan tetangga kaya adalah salah satu faktor kunci pertumbuhan ekonomi, dan dalam hal ini, Cina seperti memenangkan lotre.

Dikelilingi oleh negara-negara tetangga yang maju dan bersedia berinvestasi serta berdagang, Cina juga diuntungkan karena tidak menjadi negara terkurung daratan dan memiliki pelabuhan strategis untuk rute perdagangan ke utara, selatan, dan bahkan melintasi Samudra Pasifik di timur.

Cina berhasil memanfaatkan momentum globalisasi untuk melakukan industrialisasi secara besar-besaran, dengan mengadopsi teknologi modern dari negara lain dan mengombinasikannya dengan biaya tenaga kerja yang rendah di dalam negeri.

BACA JUGA:10 Makanan Khas Cina yang Populer dan Lezat!

BACA JUGA:4 Alasan Orang Cina Suka Menabung dan Menghemat Uang

Cina meraih apa yang disebut sebagai "keuntungan keterbelakangan," yang memungkinkannya untuk menjadi produsen global dengan efisiensi dan daya saing yang tinggi.

Populasi muda yang besar dan upah tenaga kerja yang murah menjadikan Cina sebagai daya tarik utama bagi perusahaan-perusahaan global. Ditambah dengan lokasi geografis yang strategis, Cina telah berhasil menjadi pusat produksi manufaktur dunia.

Ledakan kelahiran pada tahun 1950-an dan 1960-an telah memberikan Cina pasokan tenaga kerja yang melimpah, menjadi salah satu faktor kunci dalam menarik investasi asing. Cina, yang kita kenal saat ini dengan ekonomi modernnya, adalah hasil dari transformasi besar-besaran.

Pada pertengahan 1970-an, negara ini masih sangat berbeda sebagai negara sosialis yang tertutup, dengan sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Untuk mencapai kemajuan pesat seperti sekarang, Cina harus melewati berbagai rintangan dan membuat keputusan-keputusan berani dalam memanfaatkan peluang globalisasi.

Di pertengahan dekade 1970-an, para pemimpin Cina mengambil keputusan berani dengan mengakui secara jujur bahwa kebijakan yang mereka terapkan selama ini tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Dengan kerendahan hati, mereka mengakui kesalahan dan membuka diri untuk belajar dari pengalaman negara lain. Langkah pertama yang diambil adalah mengirimkan delegasi pejabat ke berbagai negara, termasuk Eropa Timur, Hongkong, Eropa Barat, dan Jepang. Setelah kembali dari kunjungan tersebut, para reformis seperti Deng Xiaoping menyimpulkan bahwa Cina tertinggal jauh di belakang negara-negara lain.

1. Studi Banding

Kesadaran ini semakin menguat dan mendorong pengiriman lebih banyak delegasi untuk melakukan studi banding yang lebih intensif. Tujuannya jelas, yaitu mempelajari bagaimana negara-negara dengan sistem ekonomi kapitalis berhasil mengelola perekonomian mereka dan membawa pengetahuan tersebut kembali ke Cina untuk diterapkan.

Kategori :