Radar Jabar Disway - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meminta pengelola seluruh pasar tradisional di 'Kota Kembang' untuk mengelola sampah secara mandiri dari sumbernya. Hal ini sebagai upaya demi mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti Kabupaten Bandung Barat.
"Salah satu prioritas kita pasar. Ada 37 pasar. Maksimal yang bisa diangkut ke TPA Sarimukti itu 30%, itu sampah residu. Jadi sisanya diolah di pasar atau TPS terdekat," jelas Pj Wali Kota Bandung, A Koswara, di Bandung, Jawa Barat, Minggu 20 Oktober 2024, dikutip dari Antara.
Dia mengaku sudah berkeliling menuju beberapa pasar tradisional untuk memastikan sampah dipilih serta tertangani dengan baik.
"Seluruh pasar di Kota Bandung itu menghasilkan sampah 90 meter kubik per hari. Jadi ini kalau tidak diperlukan dengan baik maka itu penyumbang ritasi yang cukup besar ke TPA Sarimukti," ucapnya.
Seluruh pasar tradisional nantinya wajib melakukan pemilahan sampah mulai dari sumbernya, demikian kata Koswara. Sementara sampah organik akan diarahkan ke pusat komposting, sampah anorganik ke bank sampah atau pusat pengolahan.
"Setiap langkah pemilahan akan ditingkatkan, termasuk penyediaan roda, tempat sampah khusus, dan rompi untuk petugas, serta memastikan sampah organik langsung masuk ke tempat pengolahan, bukan ke TPS," kata dia.
Ia menyampaikan bahwa Pemkot Bandung akan melaksanakan intervensi di pelbagai aspek pengelolaan sampah, mulai dari pemilahan, pengangkutan, sampai ke TPS.
Dirinya pun optimis apabila hal ini berjalan konsisten, kebutuhan akan tempat pembuangan akhir semisal Sarimukti dan Legoknangka bisa dipangkas, bahkan tak dibutuhkan lagi.