"Misalnya perusahaan harus menyisihkan CSR, kita minta CSR itu selama ini dalam bentuk program-program dan sebagian dalam bentuk uang diwakafkan sebagai dana abadi. Kemudian jadi sumber dana berkelanjutan untuk pengelolaan wakaf hutan,” katanya di kesempatan yang sama.
Ia pun mendorong agar wakif bisa memastikan wakafnya lebih bermanfaat. Salah satunya bisa dilakukan nazhir dengan mensosialisasikan tanah yang tidak dikelola agar diwakafkan menjadi hutan, termasuk tanah-tanah yang terbengkalai dan jauh dari pemukiman agar bisa dimanfaatkan sebagai hutan.
“Bisa buat program bersama, wakaf produktifnya adalah hutan,” ujar Emmy.
Nur Hasan Murtiaji, Steering Comitee dari MOSAIC mengatakan Indonesia selama ini dikenal sebagai paru-paru dunia dan memiliki posisi strategis dalam menyumbangkan oksigen dan serapan karbon yang bisa dimaksimalkan.
“Selain itu kesadaran umat Muslim terhadap isu perubahan iklim saat ini terasa begitu kentara,” katanya.
Dari hasil riset Purpose pada tahun 2021 terungkap bahwa 84% masyarakat Indonesia percaya bahwa aktivitas manusia ikut bertanggung jawab atas perubahan iklim.
Masyarakat juga memiliki nilai-nilai paguyuban dan konformitas dan punya kesalehan yang tinggi, taat aturan, serta memiliki kepedulian yang tinggi.
“Maka kami membuat lima proyek yang sudah berjalan, salah satunya hutan wakaf ini yang bentuknya crowdfunding untuk perluasan hutan dan mengintensifkan upaya konservasi dan produktivitas area di dalam hutan wakaf,” katanya.