Kanselir Jerman Olaf Scholz Desak Konferensi Perdamaian untuk Akhiri Perang di Ukraina

Rabu 11-09-2024,21:38 WIB
Reporter : Salma Sepina Nurdini
Editor : Salma Sepina Nurdini

RADAR JABAR - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencari solusi damai guna mengakhiri perang di Ukraina. Dalam pidatonya di parlemen Berlin, Rabu (11/9), Scholz menekankan pentingnya mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapai perdamaian, seperti yang juga disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

"Dan saya katakan lagi, sekaranglah saatnya kita harus mengeksplorasi berbagai kemungkinan yang ada, dan benar adanya ketika presiden Ukraina mengatakan," ujar Scholz dalam pidatonya.

Scholz menyerukan perlunya diadakan konferensi perdamaian baru yang melibatkan Rusia di meja perundingan. Ia menegaskan bahwa perdamaian yang diupayakan harus adil, menghormati integritas dan kedaulatan Ukraina, serta bukan sekadar perdamaian yang dipaksakan atau menyerah.

"Itulah tugas yang sekarang harus kita tangani. Kita akan melakukan apapun yang kita bisa untuk memastikan kita memiliki kesempatan mencapai perdamaian, perdamaian yang adil bukan perdamaian yang diperintahkan, bukan menyerah dan yang menghormati integritas dan kedaulatan Ukraina sebagai negara yang diserang," tambahnya.

BACA JUGA:WHO Serukan Gencatan Senjata di Gaza Setelah Serangan Udara Mematikan

BACA JUGA:UAE Ajak Indonesia Berkolaborasi Dorong Pembangunan Berkelanjutan Melalui Teknologi

Dalam wawancaranya dengan ZDF, Scholz mengungkapkan bahwa dalam pertemuannya baru-baru ini dengan Zelenskyy, mereka membahas kemungkinan konferensi perdamaian baru untuk segera mengakhiri perang. Ia menyatakan keyakinannya bahwa diskusi mengenai perdamaian harus dimulai, dan Rusia perlu terlibat dalam proses tersebut.

"Saya pikir ini waktunya bagi kita untuk membahas bagaimana keluar dari situasi perang ini, dan mencapai perdamaian lebih cepat daripada yang terlihat saat ini," ujar Scholz.

“Pasti akan ada konferensi perdamaian lainnya, dan Presiden Volodymyr Zelenskyy dan saya sepakat bahwa konferensi itu juga harus mengikutsertakan Rusia,” pungkasnya.*

Kategori :