RADAR JABAR – Pakar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat, berpendapat bahwa asumsi mengenai kemungkinan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bergabung dengan Partai Gerindra setelah masa jabatannya berakhir masih terlalu dini untuk dibahas.
"Meskipun ada sinyal kedekatan, belum ada indikasi jelas bahwa Jokowi akan bergabung dengan Gerindra. Banyak yang berpendapat hubungan ini lebih pada diplomasi politik dan membangun aliansi daripada langkah Jokowi untuk menjadi kader partai tertentu," kata Cecep ketika dihubungi di Jakarta, Minggu.
Jawaban tersebut adalah tanggapan terhadap pernyataan Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, yang menyatakan kebanggaannya ketika Presiden Joko Widodo hadir dalam acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus. Kehadiran Presiden Joko Widodo yang mengenakan pakaian putih dalam acara tersebut menjadi sorotan karena warna pakaian putih itu adalah simbol khas yang sering dikenakan oleh Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, serta para kader partai tersebut.
"Memang Pak Jokowi dalam beberapa hari terakhir dalam setiap menghadiri acara partai menyesuaikan dengan warna partai. Biasanya cinta terakhir yang akan bersemi di hati beliau," kata Muzani.
BACA JUGA:Whoosh! Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Andalan Baru dengan 4,2 Juta Penumpang
BACA JUGA:TNI-Polri Gelar Apel Gabungan Jelang Pengamanan Paus Dan ISF 2024
Menurut Cecep, pernyataan Muzani sering digunakan untuk menunjukkan kedekatan atau sinyal politik tertentu, tetapi hal ini belum tentu mencerminkan niat resmi Presiden Jokowi. Cecep menjelaskan bahwa sebagai kepala negara, Jokowi memiliki tanggung jawab untuk menjalin hubungan yang baik dengan semua partai politik.
Sebagai contoh, saat menghadiri acara penutupan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar, Jokowi terlihat mengenakan kemeja berwarna kuning, yang merupakan warna identitas Partai Golkar. Demikian pula, pada saat menghadiri acara pembukaan Kongres Ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN), Jokowi hadir dengan mengenakan kemeja berwarna biru, warna yang melambangkan PAN.
Cecep menekankan bahwa pilihan warna pakaian Jokowi dalam acara-acara politik ini lebih kepada upaya untuk menunjukkan apresiasi dan kedekatan terhadap partai-partai tersebut, bukan sebagai indikasi dari kebijakan resmi atau niat politik tertentu.
"Ini 'kan sebenarnya untuk memperlihatkan bahwa Jokowi dekat dan juga menjadi bagian dari semuanya. Jadi, bukan serta-merta dia menjadi kader Gerindra," ucap Cecep.
BACA JUGA:Jalani Tes Kesehatan Pilbup Pemalang Vicky Prasetyo Akui Kesulitan di Ujian Psikologi
BACA JUGA:Jokowi Tegaskan Komitmen Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan Afrika di Forum Tingkat Tinggi
Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, beberapa kali telah memberikan pujian kepada Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan, termasuk saat acara apel kader. Pujian-pujian tersebut, menurut Prabowo, mencerminkan adanya bentuk kerja sama politik antara dirinya dan Jokowi. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa pujian dan apresiasi ini tidak menunjukkan bahwa Jokowi akan bergabung dengan Partai Gerindra.
"Itu konteksnya adalah menunjukkan kepada publik bahwa mereka sangat dekat. Jadi, itu komunikasi yang disampaikan kepada publik," kata dia.
Terakhir, apabila membicarakan masa depan politik Jokowi usai masa jabatannya sebagai presiden berakhir, Cecep meyakini Jokowi telah memiliki exit plan terkait dengan kelanjutan kariernya, apakah akan melanjutkan untuk peran lain atau tetap dalam politik.