RADAR JABAR - Atlet para atletik Indonesia, Saptoyogo Purnomo, mencatat prestasi gemilang di Paralimpiade Paris 2024 dengan meraih medali perak pada nomor 100 meter putra klasifikasi T37.
Bertanding di Stade de France pada Sabtu WIB, Saptoyogo berhasil menyelesaikan partai final dengan catatan waktu 11,26 detik, mengungguli ekspektasi yang sebelumnya hanya menargetkan medali perunggu.
Dikutip dari keterangan resmi Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia, Saptoyogo awalnya dibebani target yang sama seperti pencapaiannya di Paralimpiade Tokyo 2020, yaitu medali perunggu.
Pada babak kualifikasi, Saptoyogo menempati urutan ketiga dengan catatan waktu 11,35 detik, berada di belakang dua wakil Brasil, Ricardo Gomes de Mendonca (11,07 detik) dan Edson Cavalcante Pinheiro (11,33 detik).
BACA JUGA:Kasus Doping Pertama di Olimpiade Paris 2024: Pejudo Irak Positif Steroid Anabolik
Namun, performa Saptoyogo meningkat pesat di partai final. Ia mampu memperbaiki catatan waktunya menjadi 11,26 detik, meski Gomes tetap menjadi yang tercepat dengan waktu 11,07 detik. Meski begitu, catatan waktu Saptoyogo tidak hanya memberinya medali perak tetapi juga memecahkan rekor Asia yang sebelumnya ia ciptakan di Asian Para Games 2022 dengan waktu 11,28 detik.
Saptoyogo mengungkapkan, "Sempat down karena ada lawan-lawan yang baru dan saya tidak tahu catatan waktu terbaik mereka, tetapi saya menguatkan tekad untuk harus melakukan yang terbaik agar bisa meraih medali ini.
” Kondisi cuaca pun menjadi tantangan tersendiri. Hujan yang mengguyur Stade de France membuat udara menjadi dingin, yang berpotensi mempengaruhi kinerja otot, terutama di klasifikasi T37.
“Saya tidak menyangka bisa pecah rekor pribadi karena situasinya hujan. Saat hujan bisa tidak maksimal karena bisa mempengaruhi otot di kaki atau tangan. Jadi saya hanya optimis untuk meraih medali,” ujar Saptoyogo.