Sejarah dan Fakta Bambu Runcing, Senjata Tradisional Mematikan di Masa Penjajahan

Sabtu 17-08-2024,10:12 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Pada masa penjajahan, ketika negeri kita masih berada di bawah kekuasaan bangsa asing, baik Belanda, Jepang, maupun Sekutu, perlawanan bangsa kita belum sepenuhnya kuat. Hal ini disebabkan oleh perjuangan yang masih dilakukan secara terpisah oleh kelompok-kelompok pejuang di daerah masing-masing.

Sebagaimana kita ketahui, persenjataan dan teknologi milik penjajah saat itu sangat unggul dibandingkan dengan bangsa kita. Mereka sudah menggunakan senapan, mesiu, meriam, dan dilengkapi dengan alat pelindung diri yang terbuat dari baja.

Sementara itu, bangsa kita masih mengandalkan senjata-senjata tradisional yang jelas tidak sebanding dengan persenjataan para penjajah. Beberapa senjata yang digunakan para pejuang saat itu antara lain pedang, panah, dan tombak.

Namun, ada satu ikon senjata tradisional yang sangat mematikan dan membuat para penjajah ketakutan, yaitu bambu runcing.

Bambu runcing adalah senjata yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan, terbuat dari bambu dengan ujung yang diruncingkan. Meskipun terlihat sederhana, bambu runcing menjadi alat yang sangat efektif dalam perjuangan melawan penjajah.

Tidak masuk akal memang jika dengan bambu runcing kita mampu melawan pasukan bersenjata api, namun faktanya demikian.

BACA JUGA:Sejarah Pramuka Dunia dan Indonesia, Terinspirasi dari Kegiatan Tentara Militer

Bambu runcing digunakan sebagai alat perjuangan karena keterbatasan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia pada saat itu, sementara perjuangan harus dilanjutkan untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.

Penggunaan bambu runcing terbagi menjadi dua jenis, yaitu bambu runcing alami dan bambu runcing yang disertai dengan doa atau jampi-jampi yang diyakini memiliki kekuatan dahsyat.

Pencetus Gerakan Bambu Runcing

Hingga saat ini, pencetus gerakan perjuangan menggunakan bambu runcing sebagai senjata massal dan nasional belum diketahui secara jelas. Namun, pelopor penggunaan bambu runcing yang disertai doa dan pengisian tenaga dalam secara tegas dapat dikatakan dimulai oleh Kyai Haji Subhki atau Kyai Subkhi dari daerah Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Kyai Haji Subkhi adalah pengasuh Pesantren Parakan Kauman di Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung. Beliau adalah seorang alim yang kharismatik, namun sangat ditakuti oleh Belanda. Dengan pengaruh serta wibawa yang dimilikinya, banyak satria dan penduduk yang tergerak untuk berjuang melawan penjajah.

Pada masanya, banyak pejuang kemerdekaan yang datang untuk menimba ilmu kesaktian serta meminta doa atau jampi-jampi untuk senjata mereka sebelum terjun ke medan perang, termasuk bambu runcing.

BACA JUGA:Kisah Menarik Gua Belanda Taman Hutan Raya Ir H Djuanda: Sejarah, Misteri, Fakta Menarik

Bambu runcing yang telah diberi doa oleh Kyai Subkhi diyakini memiliki kekuatan di luar nalar. Konon, bambu runcing tersebut mampu menembus tameng serta helm para penjajah yang terbuat dari baja, bahkan mampu terbang melesat mencari musuh dengan sasaran yang tepat.

Pergerakan serta perlawanan yang dipimpin oleh Kyai Subkhi bersama kyai lainnya di Parakan menjadi salah satu pusat perjuangan di wilayah Jawa Tengah.

Kategori :