RADAR JABAR - Pada Sabtu (10/8) pagi, sebuah tumpukan sampah di Kampala, ibu kota Uganda, mengalami runtuhan tragis yang mengubur rumah dan ternak, mengakibatkan ditemukan setidaknya 17 jenazah.
Saat ini, tim penyelamat telah berhasil mengevakuasi 14 orang penyintas, dan pencarian serta penyelamatan terus dilakukan oleh warga setempat, Palang Merah Uganda, polisi, Otoritas Jalan Nasional, dan Otoritas Ibu Kota Kampala, menurut juru bicara kepolisian metropolitan Kampala, Fred Onyango.
BACA JUGA:Paul Kagame Dilantik sebagai Presiden Rwanda untuk Masa Jabatan Keempat
Presiden Yoweri Museveni telah memerintahkan Inspektur Jenderal Pemerintah untuk segera menyelidiki penyebab runtuhnya tumpukan sampah yang menyebabkan korban jiwa dan cedera. Museveni juga meminta Perdana Menteri Robinah Nabbanja untuk mengoordinasikan pemindahan semua rumah tangga dari area berbahaya serta memastikan upaya pemulihan, termasuk untuk individu yang mungkin masih terjebak di bawah tumpukan sampah.
Dalam pernyataan yang diposting di X, Museveni menanyakan siapa yang mengizinkan pemukiman dekat tumpukan sampah berpotensi berbahaya tersebut. Ia juga telah memerintahkan pasukan militer khusus untuk memperkuat tim pencarian dan penyelamatan.
BACA JUGA:Turki Nyatakan Israel Melakukan Kejahatan Kemanusiaan Baru dengan Serangan ke Sekolah di Gaza
"Pertanyaan pertama yang muncul adalah, 'Siapa yang mengizinkan orang untuk tinggal di dekat tumpukan yang berpotensi limbah beracun dan berbahaya ini?'" tulis pernyataan Presiden Museveni di X.
Pihak berwenang Kampala menambahkan bahwa tim pemerintah dan Palang Merah aktif mencari dan mengambil tindakan untuk memastikan keamanan area dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
"Tim kami, bersama dengan lembaga pemerintah lainnya berada di lokasi untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna memastikan area tersebut aman dan mencegah insiden lebih lanjut," ujar mereka.
BACA JUGA:Rusia Evakuasi Lebih dari 76.000 Penduduk dari Wilayah Kursk akibat Pertempuran dengan Ukraina
Otoritas Ibu Kota Kampala menjelaskan bahwa runtuhnya tumpukan sampah disebabkan oleh "kegagalan struktural," dan kemungkinan masih ada lebih banyak jenazah yang terjebak setelah hujan deras.
Tempat pembuangan sampah Kiteezi, yang telah beroperasi sejak 1996, merupakan lokasi pembuangan sampah utama dari ibu kota dan telah menjadi kekhawatiran warga akibat penumpukan limbah berbahaya yang meningkat.*