RADAR JABAR - Paul Kagame dilantik sebagai presiden Rwanda untuk periode keempatnya setelah memenangkan pemilihan umum bulan lalu dengan kemenangan telak, pada hari Minggu (11/8). Upacara pelantikan dipimpin oleh Kepala Hakim Faustin Nteziryayo di Stadion Amahoro yang dipenuhi oleh berbagai pemimpin Afrika.
Dalam pelantikannya, Kagame berkomitmen untuk setia pada negara, melindungi Konstitusi dan hukum, serta memperkuat persatuan dan kedaulatan nasional.
BACA JUGA:Turki Nyatakan Israel Melakukan Kejahatan Kemanusiaan Baru dengan Serangan ke Sekolah di Gaza
Ia mencalonkan diri di bawah bendera Front Patriotik Rwanda (RPF) dan meraih lebih dari 99 persen suara dalam pemilihan yang berlangsung pada 15 Juli. Pesaingnya, Frank Habineza dari Partai Hijau Demokrat Rwanda, dan kandidat independen Philippe Mpayimana, hanya mendapatkan kurang dari satu persen suara masing-masing.
Tingkat partisipasi pemilih dilaporkan mencapai 98 persen dari sekitar 9 juta pemilih yang memenuhi syarat. Dalam pidato pelantikannya, Kagame menekankan pentingnya semangat persatuan dalam kemenangan politiknya.
BACA JUGA:Rusia Evakuasi Lebih dari 76.000 Penduduk dari Wilayah Kursk akibat Pertempuran dengan Ukraina
"Proses politik kita dirancang untuk memperbarui dan memperdalam persatuan kita," ujarnya.
Kagame, yang saat ini berusia 66 tahun, mencalonkan diri kembali setelah amandemen konstitusi tahun 2015 yang memungkinkan dirinya untuk mencalonkan diri selama tiga periode tambahan. Amandemen tersebut juga memperpendek masa jabatan presiden menjadi lima tahun mulai 2024.
BACA JUGA:Iran Berharap Gencatan Senjata Gaza Tetap Terjaga Meski Rencana Pembalasan Terhadap Israel Dilakukan
Kagame menghabiskan masa kecilnya sebagai pengungsi di Uganda setelah revolusi yang menyebabkan pengusiran populasi Tutsi oleh Hutu. Ia kemudian bergabung dengan tentara pemberontak di Uganda, yang dipimpin oleh Yoweri Museveni, dan berperan penting dalam merebut kekuasaan pada tahun 1986.
Kagame juga dikenal karena perannya dalam menghentikan genosida 1994 di Rwanda dan memimpin negara menuju persatuan dan perdamaian. Sejak menjadi presiden pada tahun 2000, ia telah memenangkan pemilihan berikutnya dengan suara yang sangat tinggi.