RADAR JABAR - Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan bahwa lebih dari 76.000 penduduk telah dievakuasi dari wilayah Kursk, yang saat ini menjadi arena pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina.
Juru Bicara Kementerian Artyom Sharov mengungkapkan dalam konferensi pers di Kursk pada hari Sabtu bahwa penduduk dari permukiman yang berada dekat perbatasan Ukraina dan daerah yang terkena dampak bentrokan telah dipindahkan ke tempat penampungan sementara.
BACA JUGA:Iran Berharap Gencatan Senjata Gaza Tetap Terjaga Meski Rencana Pembalasan Terhadap Israel Dilakukan
Sharov menjelaskan bahwa sebanyak 60 titik akomodasi sementara telah disediakan di delapan wilayah, termasuk Kursk, untuk menampung penduduk yang meninggalkan area yang berbatasan dengan Ukraina.
Selama malam tanggal 5-6 Agustus, Ukraina meningkatkan serangan artileri di wilayah Kursk. Serangan tersebut diikuti oleh serbuan infanteri Ukraina yang didukung tank dan kendaraan lapis baja di sekitar kota Sudzha.
Pada Jumat (9/8) malam, waktu setempat, wilayah Lipetsk, yang terletak dekat dengan Kursk, mengalami serangan pesawat nirawak besar-besaran yang menyebabkan satu orang tewas, membakar lapangan terbang militer, dan merusak infrastruktur energi, menurut pihak berwenang.
BACA JUGA:UAE Desak Israel dan Hamas Lanjutkan Pembicaraan Gencatan Senjata
Pihak berwenang Kursk melaporkan pada Jumat bahwa lima warga sipil, termasuk seorang paramedis, seorang pengemudi ambulans, dan seorang wanita hamil berusia 24 tahun, telah tewas dalam serangan Ukraina. Selain itu, 66 orang, termasuk enam anak-anak, terluka dalam serangan tersebut.
Pada Sabtu pagi, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pertempuran di wilayah Kursk masih berlangsung, dengan angkatan udara Rusia melancarkan serangan terhadap posisi Ukraina dan terlibat dalam pertempuran dengan unit tank.