RADAR JABAR - Usia 25 tahun sering kali dianggap sebagai masa transisi dari dewasa muda menuju kedewasaan yang lebih matang.
Pada fase ini, banyak individu mulai menjalani kehidupan yang lebih mandiri, mulai dari mencari pekerjaan tetap, membangun karier, hingga mempertimbangkan kehidupan pribadi seperti hubungan jangka panjang atau pernikahan.
Semua perubahan ini bisa menjadi sumber tekanan yang signifikan, dan menjaga kesehatan mental menjadi semakin penting.
Berikut adalah cara menjaga kesehatan mental di usia 25 tahun:
1. Mengelola Stres dengan Efektif
Stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, terutama ketika seseorang berada dalam fase transisi seperti di usia 25 tahun. Stres dapat muncul dari berbagai sumber, seperti pekerjaan, keuangan, hubungan, dan ekspektasi pribadi. Oleh karena itu, penting untuk belajar bagaimana mengelola stres dengan cara yang sehat.
Salah satu teknik yang efektif untuk mengelola stres adalah melalui teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga. Meditasi, misalnya, telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tingkat kortisol, hormon yang terkait dengan stres. Selain itu, penting untuk menetapkan batasan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Mengetahui kapan harus mengatakan "tidak" dan menghindari overcommitting adalah kunci untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.
2. Menjaga Koneksi Sosial yang Sehat
Koneksi sosial adalah aspek penting dari kesehatan mental. Di usia 25 tahun, banyak individu mungkin mulai merasa terisolasi, terutama jika mereka pindah ke kota baru untuk bekerja atau belajar. Oleh karena itu, menjaga hubungan dengan teman dan keluarga sangat penting.
Membangun dan memelihara hubungan yang positif dapat membantu seseorang merasa lebih terhubung dan didukung secara emosional. Ini juga dapat melibatkan mencari dukungan profesional jika diperlukan, seperti berbicara dengan seorang terapis atau konselor. Terapi berbicara (talk therapy) adalah salah satu metode yang efektif untuk mengatasi masalah emosional dan psikologis yang mungkin timbul selama fase kehidupan ini.
BACA JUGA: 10 Manfaat Latihan Cardio Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Meningkatkan Mood dan Kesehatan Mental?
3. Mengatur Ekspektasi dan Tujuan yang Realistis
Pada usia 25 tahun, banyak orang merasa tertekan oleh ekspektasi yang tinggi, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Ini mungkin termasuk ekspektasi untuk memiliki karier yang sukses, hubungan yang stabil, atau kondisi keuangan yang mapan. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki jalur dan kecepatan yang berbeda dalam hidup.
Mengatur tujuan yang realistis dan terukur dapat membantu mengurangi tekanan ini. Misalnya, alih-alih berfokus pada pencapaian besar seperti "menjadi kaya", lebih baik menetapkan tujuan yang lebih spesifik dan dapat dicapai seperti "menabung 10% dari penghasilan setiap bulan". Dengan cara ini, Anda dapat merayakan pencapaian kecil yang akan membantu membangun rasa percaya diri dan kepuasan diri.
4. Merawat Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik dan kesehatan mental sangat terkait erat. Olahraga, pola makan yang sehat, dan tidur yang cukup adalah tiga pilar utama dari kesehatan fisik yang juga berdampak besar pada kesejahteraan mental.