3 Alasan Mengapa Kondisi BUMN Semakin Buruk, Salah Satunya ‘Titip Jabatan’

Minggu 11-08-2024,11:55 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Pada awal perkembangan ekonomi di Indonesia, banyak sektor yang belum sepenuhnya dikelola dengan baik. Bahkan, banyak kebutuhan dasar masyarakat yang masih belum terpenuhi.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia membuat kebijakan dengan membentuk unit usaha agar dapat terlibat langsung dalam beberapa sektor penting melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dari awal pembentukannya, BUMN memiliki tujuan utama sebagai badan untuk mendorong perekonomian di Indonesia, seperti pengelolaan sumber daya alam, penyediaan barang dan jasa, serta membantu aktivitas ekonomi masyarakat dari semua kalangan.

Namun, tidak semua tujuan yang telah disebutkan tersebut berjalan dengan baik. Kinerja BUMN terlihat menurun dari tahun ke tahun, dengan banyak perusahaan yang mengalami kerugian hingga triliunan rupiah, bahkan ada yang bangkrut.

Padahal, dulu tidak pernah ada masalah seperti itu. Contohnya, Garuda Indonesia yang dianggap sebagai maskapai premium, ternyata pernah memiliki h\utang hingga ratusan triliun rupiah. Untuk mengatasi hal ini, Garuda Indonesia harus mencari pinjaman atau suntikan modal agar utangnya bisa lunas.

Meskipun utangnya sekarang sudah berkurang, mereka tetap harus mencari cara agar kejadian serupa tidak terulang lagi, baik dengan memperbaiki manajemen perusahaan maupun membuat strategi baru agar operasionalnya lebih efisien.

BACA JUGA:Menteri Keuangan Sri Mulyani Ajukan Suntikan PMN Rp6,1 Triliun untuk 4 BUMN dan Bank Tanah

Itu baru satu contoh BUMN yang bermasalah, masih banyak perusahaan BUMN lain yang memiliki kasus berbeda-beda. Inilah 3 alasan utama mengapa kondisi BUMN semakin buruk.

1. Utang Membengkak

Kebanyakan berita di media tentang BUMN tidak jauh dari kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabatnya, dengan nominal yang bisa mencapai ratusan miliar rupiah, yang sangat jauh dari tujuan awal BUMN untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia.

Selain itu, sering ditemukan bahwa jabatan di BUMN merupakan hasil dari pembagian kursi politik, dan banyak masalah lainnya yang bisa merugikan negara melalui pemborosan APBN.

Pertanyaan yang muncul adalah mengapa banyak perusahaan BUMN bisa terjerat masalah seperti sekarang. Maka dari itu, kali ini kami akan membahas mengapa BUMN semakin memburuk.

Salah satu penyebab utama buruknya kinerja BUMN saat ini menurut saya adalah besarnya utang yang mereka miliki. Utang BUMN yang ada sekarang menjadi masalah serius karena mempengaruhi hampir semua aspek operasional BUMN, mulai dari keuangan, pengelolaan sumber daya, hingga pengembangan infrastruktur.

Sebagai contoh, pada pertengahan tahun 2023 terdapat empat BUMN karya yang memiliki utang besar, yaitu:

- PT Waskita Karya dengan total utang Rp84,31 triliun,

- PT Wijaya Karya dengan total utang Rp56,7 triliun,

Kategori :