Gelombang Kerusuhan Ekstrem Kanan di Inggris, Ratusan Orang Ditangkap

Jumat 09-08-2024,08:23 WIB
Reporter : Eneng Suryani
Editor : Eneng Suryani

RADAR JABAR – Inggris tengah dilanda gelombang kerusuhan yang dipicu oleh kelompok ekstrem kanan, dengan 483 orang telah ditangkap dan 149 dakwaan telah diajukan sejak kerusuhan dimulai pada 30 Juli lalu. Dewan Kepala Polisi Nasional (NPCC) mengungkapkan informasi ini dalam sebuah pernyataan resmi pada Kamis (8/8).

Menurut NPCC, puluhan pelaku sudah dijatuhi hukuman karena kasus-kasus ini diproses cepat melalui sistem peradilan pidana. Banyak dari tersangka yang sudah didakwa langsung ditahan dan harus menghadiri sidang pengadilan. Pernyataan tersebut juga mencatat bahwa ribuan petugas polisi telah dikerahkan di seluruh negeri pada Rabu (7/8) malam, dengan 36 pertemuan yang terjadi hanya menyebabkan "gangguan minimal dan sejumlah penangkapan."

Sejauh ini, 104 petugas dilaporkan terluka, dengan banyak di antara mereka harus mendapatkan perawatan di rumah sakit akibat cedera yang parah. Kepala Polisi Gavin Stephens, ketua NPCC, menyatakan bahwa tindakan polisi "terus berjalan dengan cepat" seiring dengan semakin banyaknya orang yang ditangkap dan didakwa terkait kerusuhan tersebut.

 

BACA JUGA:PM Inggris Serukan Gencatan Senjata Segera Untuk Atasi Krisis Di Gaza

 

"Ini adalah masa yang mengkhawatirkan bagi komunitas dan tantangan besar bagi semua yang terlibat. Ada persatuan yang luar biasa di seluruh negeri, dan inilah cara kita menangani perpecahan, dengan berdiri bersama. Kepolisian secara keseluruhan akan terus melakukan yang terbaik untuk menjaga keselamatan Anda," kata Stephens.

Stephen Parkinson, Direktur Kejaksaan Umum, juga menambahkan bahwa setiap jam, dakwaan baru disahkan, hukuman penjara signifikan dijatuhkan, dan keadilan terus ditegakkan setelah masa yang sangat sulit bagi negara.

Kerusuhan yang mengguncang Inggris ini dipicu oleh klaim palsu yang menyebar secara daring. Klaim tersebut menyatakan bahwa seorang tersangka yang ditangkap terkait kasus penikaman fatal terhadap tiga anak pada 29 Juli di Southport adalah seorang pencari suaka Muslim. Namun, pihak berwenang kemudian mengidentifikasi pelaku penikaman sebagai Axel Rudakubana, seorang remaja berusia 17 tahun yang lahir di Cardiff, Wales, dari orang tua asal Rwanda.

Meskipun fakta ini telah terungkap, kelompok ekstrem kanan tetap melanjutkan aksi kerusuhan mereka, dengan menyebarkan ujaran kebencian rasis dan Islamofobia yang menargetkan Muslim, kelompok minoritas, dan migran. Kerusuhan ini menciptakan ketakutan di banyak komunitas di seluruh Inggris, sekaligus menjadi tantangan besar bagi otoritas hukum dalam menjaga keamanan dan ketertiban di tengah-tengah kekacauan yang terjadi.

 

BACA JUGA:Menteri Luar Negeri Inggris Tolak Tunda Jual Senjata ke Israel

 

Dalam menghadapi situasi ini, polisi di seluruh negeri telah meningkatkan keamanan dengan menambah jumlah petugas yang bertugas di lapangan. Mereka berupaya menekan aksi kekerasan dan memastikan keselamatan publik terjaga. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait terus berkoordinasi untuk mengatasi akar masalah yang menyebabkan kerusuhan ini, termasuk upaya pencegahan penyebaran informasi palsu di media sosial.

Di sisi lain, masyarakat juga menunjukkan respons yang kuat dengan berdiri bersama melawan ekstremisme dan kekerasan. Berbagai kelompok masyarakat, baik dari kalangan mayoritas maupun minoritas, menyerukan persatuan dan kerja sama untuk mengatasi perpecahan yang timbul akibat tindakan kelompok ekstrem kanan.

Kategori :