RADAR JABAR – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu (31/7) menyerukan akuntabilitas setelah terungkapnya laporan yang mengindikasikan bahwa Israel telah melakukan penyiksaan terhadap tahanan Palestina di Jalur Gaza.
Ketika diminta memberikan tanggapan mengenai laporan setebal 23 halaman yang dirilis oleh Kantor HAM PBB pada hari Rabu, juru bicara Stephane Dujarric menyatakan,"Reaksi kami adalah terkejut dan bergidik saat melihat laporan ini."
"Seperti yang ada dalam kasus-kasus ini, sangat penting adanya pertanggungjawaban bagi mereka yang bertanggung jawab atas apa yang telah kami laporkan," kata Dujarric kepada wartawan.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Baru Disepakati di Pertemuan Tingkat Menteri di Luanda
Kantor HAM PBB merilis laporan yang mengungkap dugaan penyiksaan luas terhadap tahanan Palestina. Para tahanan ini ditahan dalam kondisi tanpa akses komunikasi apa pun dan mengalami penahanan sewenang-wenang serta berkepanjangan.
Laporan tersebut menjelaskan secara rinci kesaksian dari para tahanan yang telah menjadi korban berbagai bentuk interogasi.
Mereka menceritakan pengalaman disiram air, dipaksa mengalami penutupan mata dalam waktu yang lama, ditahan tanpa diberi makan dan minum, disiksa dengan sengatan listrik, serta mengalami kekerasan seksual.
BACA JUGA:Presiden Turki Ungkap Gaza Menjadi Kamp Pemusnahan Terbesar di Dunia
Ketika ditanya alasan Guterres tidak mengecam pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran seperti yang dia lakukan setelah percobaan pembunuhan mantan presiden AS, Donald Trump, Dujarric menjelaskan bahwa ini karena "Masih ada konflik yang terjadi di wilayah tersebut."
Seraya mendesak untuk "menahan diri," Dujarric mengatakan, "Sangat penting bahwa seruan kami, yang didukung oleh pesan-pesan yang disampaikan utusan kami, dan khususnya negara-negara anggota yang memiliki pengaruh terhadap semua pihak terkait di kawasan, semuanya bekerja mengupayakan deeskalasi."
Dia mengutip informasi dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dan mengatakan, "Serangan dari pasukan dan pemukim Israel terus memberikan dampak menghancurkan terhadap rakyat Palestina" di Tepi Barat.
"Menurut laporan terbaru dari OCHA, enam orang telah tewas dan hampir 80 warga Palestina, termasuk puluhan anak, dicederai pasukan atau pemukim Israel dalam insiden di Tepi Barat hanya dalam satu pekan, antara 23 dan 29 Juli," katanya.