RADAR JABAR - Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan semua pihak untuk waspada terhadap potensi banjir dan tanah longsor yang diprediksi terjadi pada awal Agustus di beberapa wilayah di Indonesia bagian tengah dan timur.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta, Rabu (31/7), menyatakan bahwa wilayah Indonesia bagian tengah dan timur masih akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada dasarian pertama Agustus. Hujan ini dipengaruhi oleh fenomena atmosfer gelombang ekuator.
BACA JUGA:Kevin Lilliana Gaungkan Nilai Pancasila Pada Anak Muda dalam Kehidupan Sehari-Hari
Selain itu, potensi hujan diprediksi akan meningkat dalam sepekan ke depan berdasarkan analisis tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprakirakan kembalinya fenomena La Nina.
Pusat Pengendalian Operasi BNPB telah memetakan wilayah-wilayah yang rentan terhadap bencana hidro-meteorologi basah, termasuk Sulawesi (Sulawesi Tengah, Utara, Selatan, Gorontalo), Maluku (Maluku Utara), dan sebagian besar daerah di Papua.
BACA JUGA:Bea Cukai Musnahkan 162.708 Botol Miras dan 12 Juta Rokok Ilegal Senilai Rp165 Miliar
BNPB mengimbau masyarakat untuk mengikuti pedoman kewaspadaan, seperti mengevakuasi diri sementara ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan lebat selama lebih dari satu jam dengan jarak pandang kurang dari 100 meter, terutama bagi mereka yang tinggal di lereng tebing atau bantaran sungai.
Masyarakat dan pemerintah daerah setempat diharapkan dapat bersinergi dalam mengurangi dampak risiko bencana dan selalu mengikuti perkembangan prakiraan cuaca dari BMKG.
Abdul menambahkan bahwa selain Kabupaten Luwu dan Gorontalo, Halmahera Tengah juga memiliki kerawanan tinggi terhadap banjir dan tanah longsor berdasarkan topografi dan data inventaris wilayah terdampak dari kejadian bencana serupa beberapa hari lalu.
Hujan diperkirakan dapat kembali memicu meluapnya Sungai Kobe dan Sungai Lukulamo di Halmahera Tengah. Pada 25 Juli lalu, sebanyak 1.870 warga terdampak dan 467 rumah rusak. Meskipun air sudah surut, sebagian masyarakat masih bertahan di delapan titik pengungsian yang disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.