Pemerintah Indonesia Ungkap Potensi Pekerja RI Isi Posisi Perawat di Arab Saudi

Selasa 30-07-2024,14:25 WIB
Reporter : Fadillah Asriani
Editor : Fadillah Asriani

RADAR JABAR- Pekerja migran Indonesia (PMI) memiliki kesempatan besar untuk mengisi sejumlah sektor formal termasuk sektor kesehatan di Arab Saudi, kata Atase Tenaga Kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh, Suseno Hadi.

Dalam diskusi yang diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dipantau daring di Jakarta, Selasa(30/07/2024), Suseno menjelaskan bahwa Kerajaan di Arab Saudi membutuhkan banyak pekerja migran untuk mengisi sejumlah pekerjaan di berbagai sektor, termasuk bagian perawat.

"Kesehatan ini sustainability-nya sangat baik dan sudah ditandatangani MoU G to G namun ada suatu dinamika yang terjadi, jadi MoU juga ada hambatan di dalam negeri dan perlu segera diselesaikan. Supaya penempatan G to G ini akan lebih baik dan lebih banyak mengantar nurse kita ke Arab Saudi," jelasnya yang dirangkum dari Antara.

Dia menjelaskan bahwa sampai saat ini masih berlaku moratorium penempatan tenaga kerja Indonesia untuk sektor domestik ke negara-negara di kawasan Timur Tengah. Dengan pencabutannya masih menunggu evaluasi uji coba penempatan satu kanal ke Arab Saudi.

Namun, para pekerja asal Indonesia masih dapat bekerja di kawasan tersebut dengan pemberi kerja yang memiliki badan hukum.

Terkait penempatan skema kerja sama antar pemerintah (Government to Government/G to G) yang dilakukan antara Indonesia dan Arab Saudi untuk tenaga kesehatan, dia mengatakan prosesnya sudah berjalan dengan permintaan awal 600 PMI perawat untuk bekerja di Arab Saudi.

Namun, katanya, saat ini masih dalam tahap penyelesaian beberapa klausul yaitu terkait pembiayaan pemeriksaan kesehatan bagi para PMI yang ditanggung Arab Saudi. Pemerintah Indonesia, yang diwakili Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), menginginkan pemeriksaan itu dilakukan sebelum keberangkatan di tanah air.

"Ini yang belum terjadi kesepakatan yang berdampak kepada masih stuck MoU. Hal ini berdampak, karena supply dan demand distop, berpindahnya Pemerintah Arab Saudi meminta kepada private yang ada di Indonesia, ke P3MI dan berdampak kepada pekerja mandiri yang tidak diketahui pihak KBRI," kata Suseno.

Dia menyampaikan harapan untuk penyelesaian situasi tersebut dalam waktu dekat, mengingat tingginya permintaan penempatan yang dapat diwujudkan dengan skema G to G untuk memastikan perlindungan yang lebih besar kepada pekerja Indonesia.

*

Kategori :