RADAR JABAR - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak pendirian rumah sakit darurat untuk merawat anak-anak Palestina yang terluka dalam konflik antara Tel Aviv dan Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama sepuluh bulan. pada Kamis (18/7).
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara tertulis mengumumkan bahwa dirinya tidak menyetujui pembentukan rumah sakit bagi warga Gaza di wilayah Israel", ujar pernyataan dari kantor Netanyahu, tanpa adanya penjelasan lebih lanjut.
BACA JUGA:Demonstran Desak Emmanuel Macron untuk Tunjuk PM dari Aliansi Sayap Kiri
Selain itu, kantor Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga turut memberikan pernyataan mengenai hal yang sama.
"Perdana menteri mengadopsi rekomendasi kepala departemen pertahanan soal pemindahan pasien dari Jalur Gaza ke negara ketiga via Israel," tulis pernyataan tersebut.
Berdasarkan laporan dari saluran TV swasta, Hebrew Channel 12, keputusan tersebut merupakan perubahan dari pengumuman Gallant dua hari sebelumnya mengenai pendirian rumah sakit.
BACA JUGA:Konsul Jenderal RI Undang Pebisnis di Cape Town: Manfaatkan Peluang Bisnis di IndonesiaBACA JUGA:Konsul Jenderal RI Undang Pebisnis di Cape Town: Manfaatkan Peluang Bisnis di Indonesia
Saluran Hebrew Channel 12 yang mengutip kantor Gallant melaporkan bahwa "keputusan itu dibuat karena terhentinya evakuasi pasien melalui perbatasan Rafah" antara Gaza dan Mesir.
Sejak 7 Mei, pasukan Israel telah mengendalikan perbatasan, menutupnya untuk evakuasi korban luka dan menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pada saat itu, kantor Gallant menjelaskan bahwa "ini adalah langkah sementara yang akan diterapkan sampai ditemukan mekanisme permanen untuk menangani anak-anak tersebut dan pemindahan mereka akan patuh pada pemeriksaan keamanan penuh, guna memastikan bahwa mereka dan orang-orang yang mendampinginya tidak memiliki hubungan dengan Hamas atau organisasi lainnya."
BACA JUGA:Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, Dua Tewas dan Lima Terluka
Didukung oleh Amerika Serikat, sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan terhadap Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 128.000 warga Palestina tewas dan terluka. Mayoritas dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
Selain itu, lebih dari 10.000 orang hilang dalam situasi kehancuran dan kelaparan masif yang telah merenggut nyawa puluhan anak-anak.*