RADAR JABAR – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) baru-baru ini memperkenalkan mobil konsep Kijang Innova Zenix Hybrid flex fuel vehicle (FFV). Langkah ini diambil untuk menunjukkan kesiapan perusahaan dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi energi baru terbarukan di industri otomotif.
Mobil konsep ini merupakan wujud nyata dari komitmen TMMIN untuk mendukung transisi menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Pemerintah memang ada rencana mengembangkan energi terbarukan. Ini tentunya kita ingin menunjukkan bahwa produk kita itu sudah siap untuk mengonsumsi dengan bahan bakar tersebut," kata General Manager Engineering Management Divison PT TMMIN Irwin Tristanto di Jakarta, Selasa (9/7).
Kendaraan dengan bahan bakar fleksibel, atau yang dikenal sebagai FFV (Flexible Fuel Vehicle), merupakan jenis kendaraan yang dirancang untuk beroperasi dengan berbagai jenis bahan bakar.
Kendaraan ini tidak hanya dapat menggunakan bensin biasa, tetapi juga mampu menggunakan campuran bensin dengan bahan bakar alternatif seperti etanol.
Mesin kendaraan ini dapat beroperasi dengan berbagai proporsi bensin dan etanol, bahkan hingga etanol murni 100 persen. Hal ini memungkinkan kendaraan untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah selama proses pembakaran..
Dalam istilah global, FFV (Flexible-Fuel Vehicle) diklasifikasikan sebagai kendaraan yang kompatibel dengan bahan bakar E85 hingga E100. FFV ini dapat digunakan pada kendaraan dengan mesin pembakaran internal (ICE), mesin hibrida (HEV), serta plug-in hybrid (PHEV).
Kijang Innova Zenix Hybrid FFV, yang diperkenalkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, merupakan inovasi terbaru dari Toyota. Mobil ini menggabungkan motor listrik dengan mesin pembakaran internal yang menggunakan bahan bakar etanol, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
BACA JUGA:Honda CRF1100L Africa Twin 2024 Resmi Meluncur, Harga Rp 633 Juta Ternyata Secanggih Ini
Mobil konsep ini dapat beroperasi dengan bahan bakar etanol yang diproduksi dari berbagai sumber, seperti tebu, sorgum, jagung, singkong, dan lainnya. Sumber-sumber ini dipilih berdasarkan ketersediaan sumber daya di masing-masing daerah.
Berdasarkan hasil studi internal yang dilakukan oleh Toyota, tingkat emisi CO2 "Well to Wheel" pada Kijang Innova Zenix Hybrid FFV menunjukkan penurunan yang signifikan.
Emisi CO2 dari varian hybrid ini lebih dari 60 persen lebih rendah dibandingkan dengan Kijang Innova Zenix yang menggunakan bahan bakar konvensional.
Selain itu, dibandingkan dengan Kijang Innova Zenix Hybrid biasa, varian FFV ini juga mencatat penurunan emisi CO2 yang lebih dari 50 persen.
PT TMMIN telah menunjukkan kemampuannya untuk memproduksi kendaraan berbahan bakar fleksibel (FFV) dengan mengoptimalkan penggunaan etanol.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan yang dimiliki Indonesia, sejalan dengan peta jalan energi nasional yang telah ditetapkan.
BACA JUGA:Honda Luncurkan Motor Baru 2024: NSS250 Mesin 250 cc di Malaysia, Harga Lebih Murah?
Namun, peluncuran produksi massal Kijang Innova Zenix Hybrid FFV akan sangat tergantung pada kesiapan infrastruktur, regulasi, kebijakan harga, insentif, dan faktor-faktor lainnya.
"Jadi, kapanpun dibutuhkan kita siap, baik domestik maupun ekspor. Jadi, nanti kita tunggu saja perkembangan energi terbarukan pemerintah ini seperti apa, ketersediaannya seperti apa, yang jelas kita sudah menyediakan kendaraannya," kata Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam.