RADAR JABAR - Polda Kalimantan Selatan mengumumkan hasil tes Laboratorium Forensik (Labfor) pada pohon kecubung yang menunjukkan kandungan zat atropin dan scopolamine.
Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Kalimantan Selatan mengungkapkan berbagai dampak negatif zat atropin bagi manusia, termasuk risiko kematian.
Kabid Dokkes Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Dr. Muhammad El Yandiko menjelaskan bahwa zat atropin dan scopolamine yang ditemukan pada pohon kecubung sangat berbahaya jika dikonsumsi, terutama secara berulang.
"Zat atropin dan scopolamine bisa memicu penggunanya mengalami halusinasi dan delusi, serta bahkan bisa menyebabkan terjadinya pelemahan otot jantung, yang dalam kondisi terparah bisa memicu terjadinya kematian," ucap Yandiko di Kota Banjarmasin, melansir Beritasatu.com, Selasa (16/7/2024).
BACA JUGA:Jangan Dikonsumsi Buah Kecubung Ini Punya Efek Berbahaya dari Narkoba!
Muhammad El Yandiko menambahkan bahwa kedua zat yang terdapat dalam pohon kecubung dapat menyebabkan berbagai reaksi atau efek negatif pada tubuh pengguna.
“Penggunanya bakal merasakan reaksi awal seperti kulit dan mulut yang terasa kering, peningkatan denyut jantung, hingga halusinasi yang sangat kuat lantaran zat atropin memengaruhi pusat sistem saraf persepsi. Selain itu, penggunanya juga bakal merasa sulit untuk membedakan antara realita dan delusi yang sedang dialaminya," ujarnya.
“Jadi pengguna ini akan merasa kulitnya kering, mulutnya kering, ya, kemudian disertai dengan peningkatan denyut jantung, kemudian ada juga efek anastesi, analgesi, dan halusinasi yang sangat kuat karena dia memengaruhi sistem persepsi di susunan saraf pusat kita, jadi pengguna akan sulit membedakan antara realita dan delusi yang sedang dialami,” tambah Muhammad.
Menurutnya, mengonsumsi kecubung secara berulang dan terus menerus dapat berdampak negatif, seperti menyebabkan adiksi atau ketergantungan. Kondisi ini berpotensi menyebabkan intoksikasi atau keracunan bagi penggunanya.
BACA JUGA:Benarkah Konsumsi Daun Kecubung Berbahaya? Simak Penjelasannya Dibawah Ini
“Namun demikian, hal ini justru akan membuat suatu efek yang akumulatif, karena biasanya efek adiksi atau ketergantungan yang menyusul, ya, segera menyusul dan efek berulang ini akan cenderung berpotensi menimbulkan intoksitasi atau keracunan,” terangnya.
Efek negatif lain dari konsumsi kecubung dalam jangka panjang termasuk risiko kematian, yang disebabkan oleh gangguan irama jantung dan pelemahan otot-otot pernapasan.
“Jadi bisa menimbulkan gangguan irama jantung, ya, kemudian ada efek relaksasinya juga, sehingga terjadi kelemahan, terutama yang kita khawatirkan itu pada pelemahan otot-otot pernafasan, nah ini yang sering kali menjadi fatality case atau kondisi fatal,” pungkasnya.
Menanggapi fenomena mabuk kecubung yang marak di Kalimantan Selatan, Polda Kalsel mengimbau warga untuk menghindari konsumsi tanaman kecubung karena terbukti mengandung zat yang dapat mengganggu fungsi organ dalam tubuh.