Betapa konyolnya kita, ketika berita tersebut akhirnya membawa dampak ke rumah kita. Kita seolah-olah mengizinkan pertempuran orang lain masuk ke rumah kita, dan energi kita habis untuk itu.
Tidak ada orang yang sempurna, jadi berhentilah menjadi perfeksionis. Keindahan hidup bisa kita temukan dalam ketidaksempurnaan. Orang yang perfeksionis cenderung hidupnya tidak tenteram, karena keinginan untuk menjadi sempurna bertentangan dengan keinginan untuk mendapatkan ketenangan batin.
BACA JUGA:5 Dampak Buruk Sering Mengatakan 'Gak Apa-Apa Kok' Pada Kesehatan Mental
Bukannya merasa puas atau bersyukur, mereka terpaku pada hal-hal yang masih kurang. Jika kita terus melakukan ini, kita akan selalu berhadapan dengan rasa kecewa dan tidak puas, karena ketidaksempurnaan tidak akan pernah bisa kita lenyapkan.
5. Meributkan Ketidaksempurnaan
Lemari yang berantakan, goresan pada mobil, penolakan orang lain, presentasi yang tidak sempurna, dan berat badan yang tidak ideal adalah contoh ketidaksempurnaan yang selalu ada dalam hidup kita.
Jika kita selalu meributkan ketidaksempurnaan, kita semakin jauh dari diri kita yang seharusnya bisa baik hati dan lemah lembut. Tidak perlu menuntut kesempurnaan dalam segala aktivitas. Kenyataannya, hidup jarang berjalan sesuai harapan kita, dan orang lain juga jarang bersikap seperti yang kita harapkan.
Dalam perjalanan waktu, ada aspek-aspek dalam hidup yang kita sukai dan pasti ada juga yang tidak kita sukai. Hidup ini tidak lepas dari pertempuran; selalu ada masalah yang datang silih berganti dan itu tidak akan pernah selesai. Namun, kita bisa memilih pertempuran mana yang layak kita perjuangkan dan pertempuran mana yang lebih baik kita abaikan.
Sangat bijak jika satu goresan di mobil tidak membuat kita stres. Cara yang lebih menenteramkan dalam hidup ini adalah memutuskan secara sadar pertempuran mana yang layak diperjuangkan dan pertempuran mana yang lebih baik ditinggalkan.
Tidak semua masalah harus menjadi masalah kita. Ketika emosi dan kemarahan memuncak karena terlibat dalam masalah, cobalah untuk berhenti berpikir terlalu keras dan terimalah keadaan yang mungkin di luar kendali kita. Tidak semua orang harus menuruti kita.
Kesimpulan
Ingat, kita bukan pusat semesta. Jangan memaksa orang lain untuk menerima kita apa pun keadaannya. Hidup tidak selamanya baik-baik saja dan tidak selalu tentang kita. Oleh karena itu, siapkan diri untuk menerima hal-hal yang berada di luar kendali kita. Tidak semua orang bertanggung jawab untuk memuaskan ego kita.
BACA JUGA:6 Cara Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan
Mari berhenti membesar-besarkan masalah, karena berhenti membesar-besarkan masalah adalah bentuk kebijaksanaan. Membesar-besarkan masalah hanya akan membuat kita semakin terjebak dalam kegelisahan dan ketidakbahagiaan.
Biarkan pikiran kita bersih dan hati kita tenang, sehingga kita dapat menemukan arti damai yang sesungguhnya. Ketika kita berhenti membesar-besarkan masalah, kita memberi ruang bagi kebahagiaan untuk masuk ke dalam hidup kita.
Kehidupan ini terlalu singkat untuk dihabiskan hanya dengan kecemasan dan kepahitan. Ingatlah bahwa setiap masalah memiliki batas waktu. Apa pun yang terjadi, ini hanyalah bagian dari perjalanan hidup kita.
Apa pun pekerjaan kita, tidak ada yang lebih penting daripada rasa bahagia dan ketenangan batin kita serta kebahagiaan orang-orang yang kita sayangi.