Mengapa Para Lansia Sering Mengalami Masalah Mengompol? Berikut Penjelasannya!

Kamis 02-05-2024,15:00 WIB
Reporter : Vania Ramadhania Suprapto
Editor : Vania Ramadhania Suprapto

Radar Jabar - Masalah inkontinensia urin, atau lebih umum dikenal sebagai mengompol, adalah kondisi yang sering terjadi pada para lansia. Ini adalah masalah yang tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup mereka. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, perlu dipahami beberapa faktor yang berkaitan dengan kesehatan dan perubahan tubuh yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Penyebab Umum Mengompol pada Lansia

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami inkontinensia urin saat menua. Pertama-tama, adalah penurunan kekuatan otot panggul. Seiring dengan bertambahnya usia, otot-otot panggul cenderung melemah, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam mengendalikan kandung kemih. Hal ini bisa membuat lansia sulit untuk menahan atau menahan buang air kecil, sehingga menyebabkan kebocoran atau mengompol.

Selain itu, perubahan hormonal juga dapat memainkan peran dalam masalah inkontinensia urin pada lansia, terutama pada wanita. Menopause menyebabkan penurunan kadar estrogen dalam tubuh, yang dapat melemahkan otot-otot panggul dan jaringan di sekitar kandung kemih. Akibatnya, wanita yang telah memasuki masa menopause mungkin lebih rentan mengalami masalah inkontinensia urin.

Selain faktor-faktor tersebut, ada juga kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko inkontinensia urin pada lansia. Misalnya, penyakit seperti diabetes, penyakit Parkinson, atau penyakit Alzheimer dapat memengaruhi fungsi kandung kemih dan saraf yang mengontrolnya. Selain itu, beberapa obat-obatan yang umum dikonsumsi oleh lansia untuk mengatasi kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan inkontinensia urin sebagai efek sampingnya.

BACA JUGA:5 Aktifitas yang Cocok untuk Lansia

Dampak Psikologis dan Sosial

Masalah inkontinensia urin tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat memiliki dampak psikologis dan sosial yang signifikan pada para lansia. Merasa malu, rendah diri, atau cemas tentang kemungkinan kebocoran dapat menyebabkan stres yang berlebihan dan bahkan depresi pada beberapa individu. Selain itu, banyak lansia yang merasa terbatas dalam aktivitas sosial mereka karena khawatir tentang kemungkinan kebocoran yang memalukan di tempat umum.

Strategi Pengelolaan dan Perawatan

Meskipun masalah inkontinensia urin umum pada lansia, itu tidak berarti bahwa tidak ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelolanya. Ada berbagai strategi pengelolaan dan perawatan yang tersedia untuk membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup para lansia yang mengalami masalah ini.

Salah satu strategi utama adalah melakukan latihan otot panggul, yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot yang mengontrol kandung kemih. Latihan ini dapat dilakukan dengan melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi otot panggul secara teratur. Selain itu, menggunakan alat bantu seperti pembalut atau popok dewasa dapat membantu mengurangi risiko kebocoran dan memberikan rasa aman kepada para lansia.

Selain itu, konsultasi dengan profesional kesehatan juga penting untuk menentukan penyebab spesifik inkontinensia urin dan menemukan rencana perawatan yang sesuai. Ini bisa mencakup pengaturan obat-obatan, terapi fisik, atau bahkan prosedur medis tertentu, tergantung pada kondisi dan kebutuhan individu.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Ide Sarapan Anti Ribet, Sehat dan Bergizi

Kesimpulan

Kategori :