RADAR JABAR - Membentak anak seringkali dianggap sebagai cara untuk mendisiplinkan mereka atau menunjukkan ketegasan.
Namun, seringkali orang tua tidak menyadari bahwa tindakan ini memiliki dampak negatif yang cukup besar bagi perkembangan anak.
Sering membentak anak dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan, baik secara emosional maupun psikologis.
Berikut 7 tujuh dampak negatif yang sering terjadi akibat kebiasaan membentak anak:
1. Mengurangi Percaya Diri Anak
Salah satu dampak negatif utama dari sering membentak anak adalah menurunkan tingkat percaya diri mereka. Anak yang sering diberi perlakuan kasar atau terus-menerus dimarahi cenderung merasa rendah diri dan tidak berharga.
Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak mampu melakukan sesuatu dengan baik atau tidak pantas mendapatkan penghargaan. Hal ini dapat menghambat perkembangan pribadi dan sosial anak di masa depan.
BACA JUGA:9 Cara Mengatasi Perilaku Anak yang Sulit Diatur agar Nurut pada Orangtua
2. Memicu Kecemasan dan Stres
Membentak anak secara berulang dapat menciptakan lingkungan yang penuh dengan kecemasan dan stres bagi mereka. Anak-anak yang sering mengalami perlakuan kasar dari orang tua mereka akan merasa was-was dan tegang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Mereka mungkin menjadi lebih cemas dan mudah terintimidasi, bahkan dalam situasi yang seharusnya menyenangkan seperti di sekolah atau di lingkungan sosial.
3. Menurunkan Kualitas Hubungan Orang Tua-Anak
Membentak anak dapat merusak hubungan orang tua-anak yang sehat dan harmonis. Anak-anak cenderung kehilangan rasa percaya dan kenyamanan kepada orang tua mereka jika mereka merasa selalu diperlakukan dengan keras dan kasar.
Hal ini dapat menciptakan jarak emosional antara orang tua dan anak, sehingga sulit bagi mereka untuk merasa nyaman dalam berbagi perasaan atau masalah dengan orang tua.
BACA JUGA:5 Fakta dan Alasan Mengapa Sebaiknya Tidur Tanpa Bra