POCO mengklaim bahwa embel-embel 'Ultra' pada chipset-nya memiliki pengaruh besar pada fitur In-Sensor Zoom 2x. Hasilnya memang cukup memuaskan, dengan detail yang lebih baik dan teks yang tetap tajam saat di-zoom.
Sedangkan pada Infinix, hasil zoom cenderung lebih pecah dan terkadang terlihat seperti efek cat yang merembes. Pada harga sekelas ini, tidak mungkin untuk mendapatkan lensa Teleoptik atau Periscope, namun memiliki fitur 'In-Sensor Zoom' seperti ini sudah cukup memuaskan.
Selanjutnya, POCO M6 Pro dilengkapi dengan OIS di kameranya yang membantu menjaga momen malam yang estetik tanpa getaran. Terutama bagi mereka yang sering menggunakan Mode Malam untuk mengambil foto dalam kondisi minim cahaya, kehadiran OIS sangat membantu dalam mengurangi blur yang disebabkan oleh ketidakstabilan.
Mengenai warna, ini sangat subjektif. Namun, untuk suasana malam, POCO M6 Pro memiliki warna yang cocok. Detailnya terasa lebih tajam tanpa perlu melakukan penajaman berlebihan seperti yang terjadi pada Infinix. Terutama saat melakukan zoom, detailnya terasa terlalu tajam dan kurang cocok untuk diposting di Instagram. Jadi, dari segi fotografi, POCO M6 Pro unggul.
Yang menarik dari kamera depan Infinix dan POCO adalah kemampuannya merekam video dengan kecepatan 60fps, sehingga hasilnya lebih lancar. Namun, jika digunakan saat berjalan, sedikit bergoyang karena stabilizernya tidak aktif untuk 60fps.
Namun, jika Anda menginginkan hasil yang lebih halus, disarankan untuk menggunakan kamera depan ini dengan 60fps. Demikian pula, kamera Infinix Zero 30 juga dapat merekam video dengan resolusi hingga 2K 30fps.
Namun, jika menggunakan resolusi tinggi ini, stabilisasi tidak berfungsi dengan baik. Jadi, untuk hasil yang lebih stabil, disarankan untuk menggunakan resolusi FullHD 30fps. Itulah ulasan tentang kamera-kamera tersebut.
Performa Gaming
Bagaimana dengan performa gaming, apakah POCO atau Infinix lebih unggul? Sebelum menguji main game, keduanya sudah saya atur ke Mode Performance. Tentu saja, tujuannya agar performanya bisa lebih optimal tanpa dibatasi oleh sistem.
BACA JUGA:Perbandingan Vivo V30 5G vs Redmi Note 13 Pro Plus, Lebih Worth It Mana?
Saat bermain PUBG Mobile, Helio G99 pada keduanya tidak dapat mencapai pengalaman yang mulus pada 60fps, hanya mencapai sekitar 38fps-40fps. Namun, sudah cukup memadai. Yang penting, Gyro-nya berfungsi dengan lancar dan layarnya responsif untuk dimainkan dengan 4 jari.
Khusus untuk Infinix, Touch Sampling Rate-nya di atas rata-rata ponsel sekelasnya, mencapai sekitar 360Hz, yang membuat layar terasa lebih responsif. Menariknya, saat dimonitor, layar ini terasa sangat sensitif.
Kedua ponsel ini mampu menjalankan Mobile Legends dengan settingan Super alias hingga 90fps secara mulus. Awalnya, permainannya cukup nyaman tanpa gangguan, namun saat memasuki late game, Infinix cenderung sering mengalami penurunan performa, bahkan hingga mencapai 60fps-70fps.
Bagaimana dengan Genshin Impact yang lebih berat? Kedua ponsel ini saya mainkan dengan settingan Low 60fps untuk kenyamanan bermain dan grafis yang tetap baik. Pada POCO M6 Pro, permainannya lebih lancar sejak awal, meskipun masih terasa sedikit lag.
Namun, rata-rata fps-nya konsisten di bawah 50fps. Sedangkan saat dimainkan di Infinix, terasa agak berbeda. Saya mengalami grafik yang sering terhenti dan ketika terjadi lag, fps-nya turun hingga belasan saja. Terasa sangat terasa lag-nya.
Jika ingin performanya lebih stabil, menggunakan fan cooler dapat membantu, karena selain dapat menjaga suhu lebih stabil, saya juga bisa mendapatkan pengalaman yang lebih lancar saat bepergian ke Sumeru.
BACA JUGA:Perbandingan Tecno Spark 20 Pro Plus vs Infinix Zero 30, Ponsel 2 Jutaan Paling Menarik