RADAR JABAR - Korea Selatan melaporkan bahwa rudal balistik jarak pendek ditembakkan oleh Korea Utara ke Laut Timur pada hari Senin (18/3). Hal tersebut bertepatan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Seoul untuk mengikuti konferensi multilateral tingkat menteri.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) menyatakan bahwa mereka telah mendeteksi rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan dari Sangwon di Provinsi Hwanghae Utara sekitar pukul 7:44 pagi waktu setempat tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
BACA JUGA:Benjamin Netanyahu Tegaskan Akan Terus Serang Rafah Jika Hamas Masih Ada
"Militer kami telah meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan dalam persiapan untuk peluncuran tambahan," demikian pesan JCS kepada wartawan melalui pesan teks.
"Kami mempertahankan kesiapan penuh sambil berbagi informasi terkait peluncuran rudal balistik Korea Utara dengan pihak berwenang AS dan Jepang," tambahnya.
BACA JUGA:'Pilpres Rusia 2024 Berjalan Meriah, Ada Festival di TPS'
Kementerian Pertahanan Jepang juga melaporkan bahwa mereka mendeteksi dua rudal balistik Korea Utara yang jatuh di perairan di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Peluncuran tersebut terjadi sekitar sebulan setelah Korea Utara menguji rudal jelajah permukaan-ke-laut baru, Padasuri-6, dari pantai timur pada 14 Februari.
Ini adalah peluncuran rudal balistik kedua Korea Utara tahun ini, setelah peluncuran pertama pada 14 Januari, yang melibatkan uji coba rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat dengan hulu ledak supersonik.
BACA JUGA:Akan Terjadi Gerhana Bulan dan Matahari Pada Bulan Ramadhan 2024 Ini! Apakah Indonesia Termasuk?
Tindakan Pyongyang dalam melakukan lima uji coba rudal jelajah tahun ini meningkatkan kekhawatiran akan kemampuan senjata yang sulit dideteksi dan dibendung. Peluncuran ini terjadi beberapa hari setelah Korea Selatan dan AS menyelesaikan latihan tahunan Freedom Shield, yang bertujuan untuk meningkatkan pertahanan terhadap ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara.
Korea Utara selalu mengecam latihan militer Korea Selatan dan AS sebagai persiapan untuk invasi, sementara Korea Selatan dan AS menegaskan bahwa latihan tersebut hanya untuk tujuan defensif. Pada hari yang sama, Blinken tiba di Seoul untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi untuk Demokrasi, sebuah pertemuan tingkat menteri yang mengumpulkan pejabat pemerintah dari sekitar 30 negara.