Radar Jabar - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengumumkan bahwa harga beras di pasaran mulai mengalami penurunan menjadi Rp14.000 per kilogram (kg). Penurunan ini dikaitkan dengan turunnya harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani atau di sisi hulu.
Arief menjelaskan bahwa dengan harga gabah sebesar Rp7.040 per kg, harga beras secara otomatis akan turun sekitar Rp2.000, mencapai Rp14.000 per kg. Beliau menyebutkan bahwa harga GKP nasional saat ini rata-rata berada di Rp7.040 per kg, menurun dari level sebelumnya yang berada di atas Rp8.000 per kg.
“Jadi hari ini dengan harga gabah Rp7.040 per kg, maka otomatis beras itu akan terkoreksi sekitar Rp2.000. Jadi, harganya sekitar Rp14.000 per kg,” kata Arif dalam Rapat Koordinasi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa dan Idul Fitri 1445 Hijriah di Jakarta, Senin.
Beliau meyakini bahwa penurunan harga gabah akan memicu koreksi harga beras secara signifikan. Sebelumnya, harga beras mengalami kenaikan karena naiknya harga GKP. Arief memberikan panduan sederhana untuk menghitung harga beras, yaitu dengan mengalikan dua kali lipat harga GKP.
“Selalu kami sampaikan agar mudah menghitungnya, kalau harganya Rp8.000 atau Rp9.000 per kg, berarti harga berasnya tinggal kalikan dua, jadi Rp16.000 atau Rp18.000 per kg,” jelas Arief.
Arief menyatakan bahwa turunnya harga GKP dan beras terjadi setelah memasuki musim panen raya pada Maret-April, yang diperkirakan dapat mencapai 3,5 juta ton. Beliau menyambut baik kerjasama lintas kementerian, lembaga, dan pengusaha di bidang pangan dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan nasional.
“Harga akan mulai terkoreksi seiring dengan berjalannya panen yang angkanya kurang lebih 3-3,5 juta ton dari kebutuhan kita 2,5-2,6 juta ton. Panen di Lamongan, Tuban Bojonegoro, Sragen, Ngawi, Demak Grobogan, Lampung, Sumsel,” tutur Arief.
Rapat koordinasi yang diadakan oleh Badan Pangan Nasional, dipimpin oleh Mendagri Tito Karnavian, melibatkan berbagai pihak termasuk Kementerian Perdagangan, Keuangan, Perhubungan, Pertanian, BUMN, Koordinator Perekonomian, Bulog, BPS, Kabareskrim Polri, Gubernur BI, Ombudsman, serta gubernur dan bupati/wali kota se-Indonesia, pengusaha, dan asosiasi di bidang pangan.
“Dalam Sidang Kabinet Paripurna, yang juga dihadiri oleh Pak Mendagri, menteri dan kepala lembaga terkait, Pak Presiden (Joko Widodo) memberikan arahan dan menugaskan kita untuk betul betul memperhatikan ketersediaan pangan dan stabilisasi harga,” tambah Arief.
Rapat ini diselenggarakan untuk memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Idul Fitri 1445 Hijriah (*).