RADAR JABAR - Pemerintah Malaysia mengumumkan kesiapannya untuk melanjutkan pencarian Malaysia Airlines Penerbangan MH370 yang menghilang dalam perjalanan menuju Beijing hampir 10 tahun yang lalu pada Minggu (3/3). Alasan di balik keputusan tersebut adalah kemungkinan adanya kerjasama dengan perusahaan eksplorasi laut Amerika Serikat.
Loke Siew Fook, selaku Menteri Transportasi Malaysia dalam sebuah acara yang dihadiri oleh anggota keluarga korban kecelakaan menjelang peringatan hilangnya Boeing 777 tersebut, menyatakan bahwa dia akan berusaha meyakinkan Kabinet untuk menyetujui lanjutan pencarian tersebut.
“Ini adalah misteri penerbangan terbesar di seluruh dunia. Kita harus memecahkan misteri ini,” ujarnya.
Menurutnya, pencarian tersebut direncanakan akan dilakukan dengan prinsip "tidak ditemukan, tidak ada biaya". Ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah meminta kementerian transportasi untuk mengundang Ocean Infinity, sebuah perusahaan robot laut dari Amerika Serikat, ke Malaysia untuk membahas hal ini.
BACA JUGA:Presiden Serbia Sebut Negara Barat Akan Tingkatkan Tekanan Agar Mengakui Kosovo
Penerbangan MH370 menghilang dari radar kurang dari 40 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur pada tengah malam tanggal 8 Maret 2014, dengan 239 penumpang dan awak di dalamnya. Berdasarkan data radar dan satelit, pesawat tersebut diduga menyimpang dari rute penerbangan dan jatuh ke Samudera Hindia bagian selatan, yang memicu pencarian besar-besaran internasional yang dipimpin oleh Australia.
Pencarian yang dipimpin oleh Australia berlangsung hampir tiga tahun dan menghabiskan dana sebesar 200 juta dolar AS (Rp3 triliun) untuk menjelajahi 120.000 kilometer persegi di salah satu lautan terbesar di dunia, sebelum diumumkan berakhir pada Januari 2017, tanpa penemuan puing-puing yang signifikan.
Pada Januari 2018, Ocean Infinity mengambil alih operasi tersebut berdasarkan perjanjian "tanpa temuan, tanpa biaya" dan melakukan pencarian di area seluas 112.000 kilometer persegi, namun juga tidak berhasil menemukan apapun ketika kontrak mereka berakhir pada Mei.
BACA JUGA: Shehbaz Sharif Terpilih Sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kali Kedua
Sebuah tim investigasi internasional independen yang dipimpin oleh Malaysia menyimpulkan dalam laporan yang dirilis pada tahun 2018 bahwa tidak ada cara untuk menentukan penyebab hilangnya pesawat tersebut, karena tidak ada reruntuhan besar atau data penerbangan yang dapat diperiksa oleh tim.
Dalam acara peringatan tersebut, keluarga korban memberikan penghormatan kepada orang yang mereka cintai dengan membacakan puisi, menyanyikan lagu, menari, dan menyalakan 239 lilin, satu untuk setiap nyawa yang hilang dalam Penerbangan MH370.
"Kami tidak ingin lebih banyak spekulasi. Kami ingin bukti dan kebenaran. Oleh karena itu, kami mendesak pemerintah Malaysia dan lembaga terkait untuk tidak menghentikan pencarian tetapi terus mencari kebenaran," ujar Bai Shuan Fu, seorang pria China yang istrinya merupakan penumpang dalam penerbangan tragis tersebut.*