RADAR JABAR - Korea Selatan, negara yang dikenal dengan kemajuan teknologinya, kini menghadapi tantangan serius dalam hal populasi.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah kelahiran di negara ini terus menurun, bahkan mencapai rekor terendah sepanjang sejarah pada tahun 2022.
Menyikapi hal ini, pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk mengambil langkah drastis dengan memberikan insentif sebesar 29,6 juta won (hampir Rp350 juta) untuk setiap bayi yang lahir pada tahun 2024 dan akan diberikan selama delapan tahun sejak kelahirannya.
Angka Kelahiran Terendah dalam Sejarah
Pada tahun 2022, Korea Selatan mencatat angka kelahiran yang sangat rendah, mencapai titik terendah dalam sejarah negara tersebut.
Angka kelahiran yang terus menurun telah menjadi isu serius yang mengkhawatirkan pemerintah dan masyarakat. Penyebab dari penurunan ini bermacam-macam, termasuk tingginya biaya hidup, tekanan pekerjaan yang tinggi, dan perubahan pola hidup masyarakat modern.
Dilansir dari data statistik resmi, angka kelahiran di Korea Selatan pada tahun 2022 hanya mencapai angka 0,84 anak per wanita, jauh di bawah tingkat keberlanjutan populasi.
Ini menunjukkan bahwa jumlah kelahiran tidak mencukupi untuk menggantikan generasi sebelumnya, yang dapat menyebabkan masalah serius seperti penurunan angkatan kerja dan beban ekonomi yang meningkat pada generasi yang lebih tua.
BACA JUGA:Klaim Korea Selatan Sebagai Musuh Utama, Korea Utara Hapus Gambar Semenanjung Korea
Langkah Ekstrem Pemerintah: Insentif 29,6 Juta Won
Dalam usahanya untuk merespons krisis populasi yang sedang berlangsung, pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk memberikan insentif finansial yang sangat besar kepada pasangan yang memiliki bayi pada tahun 2024.
Insentif sebesar 29,6 juta won akan diberikan untuk setiap bayi yang lahir, dan pemberian ini akan berlangsung selama delapan tahun sejak kelahirannya.
Insentif tersebut diharapkan dapat merangsang minat pasangan untuk memiliki anak dan memotivasi mereka mengatasi berbagai hambatan yang mungkin menjadi alasan utama penurunan angka kelahiran.
Seiring dengan insentif finansial, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan dukungan untuk program-program bantuan keluarga, termasuk perawatan anak, untuk mempermudah pasangan yang baru menjadi orang tua.