RADAR JABAR – Pernahkah Anda berada dalam situasi di mana Anda disalahkan oleh seseorang padahal sebenarnya Anda tidak melakukan kesalahan apapun, namun karena situasi tersebut Anda justru menerima dan diam saja.
Kemudian, kami mulai bertanya kepada diri sendiri mengapa saya atau mungkin Anda memiliki teman yang selalu disalahkan oleh pasangan mereka. Anehnya, teman kami juga merasa bersalah. Beberapa contoh yang kami sebutkan di atas adalah salah satu bentuk manipulasi psikologis yang disebut guilt trip.
Jika Anda sering mengalami atau menemukan hal tersebut dan terus-menerus dipikirkan atau mungkin berlebihan dalam hal rasa bersalah, kami ingin memberitahu Anda agar menghindari pikiran negatif dan mengetahui cara apa yang dapat Anda lakukan.
Kami akan membahas guilt trip dan bagaimana cara menghadapinya. Sebelumnya, kami akan menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan guilt trip.
Apa Itu Guilt Trip?
Menurut dokter Sharie Stines, guilt trip adalah bentuk manipulasi psikologis yang digunakan untuk memaksa seseorang melakukan sesuatu dengan memanfaatkan rasa bersalah.
Rasa bersalah itu sendiri merupakan emosi yang cukup kuat. Mengapa? Karena emosi tersebut dapat digunakan untuk memperkuat posisi seseorang dengan melemahkan posisi orang lain, baik secara moral maupun manfaat yang akan diperoleh.
BACA JUGA:3 Penyebab Orang Menjadi Playing Victim Saat Berbuat Salah
Guilt trip ini sebenarnya dapat terjadi dalam semua situasi, mulai dari hubungan dekat seperti keluarga, hubungan romantis, pertemanan, bahkan di lingkungan profesional.
Dalam hubungan ini, terdapat keterikatan emosional dan kepedulian satu sama lain, karena keterikatan seperti ini, orang yang melakukan guilt trip akan cenderung lebih mudah membuat korban merasa bersalah. Sekarang, mengapa orang melakukan guilt trip?
Ciri-Ciri Guilt Trip
Penyebab seseorang melakukan guilt trip sebenarnya bervariasi dan cukup kompleks, sehingga tidak bisa langsung digeneralisasi. Mungkin orang melakukannya untuk mencapai keuntungan tertentu.
Namun seringkali guilt trip dilakukan untuk mengekspresikan rasa frustrasi atau kesal ketika ada sesuatu yang menghalangi mereka untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka. Bentuk paling umum dari guilt trip sendiri ada tiga macam.
1. Membuat Korban Merasa Bersalah
Seringkali ada seseorang yang diarahkan untuk merasa bertanggung jawab atas rasa sedih atau kecewa yang dialami oleh pelaku. Misalnya, Anda diundang ke acara ulang tahun teman Anda namun tidak dapat datang karena ada tugas yang harus diselesaikan.
Kemudian teman Anda menyatakan bahwa Anda tidak menghargai undangan tersebut dan mengancam jika acara tersebut bisa dibatalkan jika Anda tidak datang.
Dari situ, kekecewaan teman Anda seolah menjadi tanggung jawab Anda, dan Anda merasa harus datang agar teman Anda tidak kecewa dan menghilangkan rasa bersalah Anda. Padahal mendatangi acara ulang tahun teman bukan sebuah kewajiban jika Anda benar-benar ada urusan lain yang lebih penting hingga tidak bisa menghadiri acara tersebut.
2. Melalui Tindakan Pasif-agresif
Contoh dari tindakan pasif-agresif seperti isolasi atau perlakuan diam (silent treatment), mengindikasikan masalah tanpa memberi tahu apa masalahnya, dan menampilkan bahasa tubuh yang tidak menyenangkan.