RADAR JABAR - Pada suatu ketika, terdapat seorang pria yang hidup tanpa teman. Ketika ditanya mengapa hal tersebut terjadi, ia menjawab, "Persahabatan itu mirip berlian, tidak mudah ditemukan, memiliki nilai yang tinggi, dan banyak di antara mereka yang ternyata palsu.”
Jika kamu melakukan satu kesalahan, lalu kesalahan kedua dan ketiga, pada suatu saat kamu akan merasa bahwa tidak ada berlian asli di dunia ini. Yang ada hanyalah berlian-berlian palsu.
Seorang pria lainnya menambahkan, "Seorang teman adalah orang yang harus kita hargai dan kita jaga dengan baik. Namun, sayangnya, dalam perjalanan hidup ini sangat jarang kita menemui teman yang benar-benar bisa kita hargai."
Penulis ternama Haruki Murakami dalam salah satu bukunya yang berjudul "Norwegian Wood" juga membahas hal ini dengan dialog antara karakter-karakternya.
BACA JUGA:5 Tipe Teman yang Harus Kita Hindari Agar Masa Depan Terselamatkan
"Apakah kamu suka kesepian?" tanya salah satu karakter sambil menopang pipinya dengan tangan, berjalan-jalan sendiri, makan sendiri, duduk di ruang terpisah dari orang lain.
"Aku tidak suka sendirian, aku hanya tidak ingin berkenalan lagi dengan orang-orang baru, aku tidak ingin kembali kecewa pada orang lain," jawab karakter yang lain.
Ada sebuah cerita tentang persahabatan antara seorang anak laki-laki dan sebuah pohon apel. Cerita ini sangat indah dan sekaligus menyedihkan. Mengapa? Silakan dengarkan dan renungkan pertanyaannya.
Kisah Persahabatan Anak Laki-Laki dengan Pohon Apel
Alkisah, ada seorang anak laki-laki yang menjalin persahabatan dengan pohon apel di tengah hutan. Dia datang ke pohon tersebut, berayun-ayun di rantingnya, menikmati buah apel yang diberikan oleh pohon tersebut, membuat mahkota dari dedaunan, dan membayangkan dirinya sebagai raja hutan yang paling hebat.
BACA JUGA:7 Ciri-Ciri Teman Palsu Ini Harus Diwaspadai Dalam Pergaulan
Pada suatu hari yang sangat panas, ketika dia merasa lelah setelah bermain, pohon apel tersebut akan melindunginya dari terik matahari, dan anak tersebut akan teduh di bawah naungan pohon apel tersebut. Pohon apel tersebut memiliki keyakinan yang sangat kuat terhadap persahabatan yang jujur dan tulus.
Namun, seiring berjalannya waktu, anak laki-laki itu tumbuh menjadi dewasa dan mulai jarang mengunjungi pohon apel tersebut. Dia memiliki teman-teman baru dan minat-minat baru, tetapi sesekali dia masih mengunjungi pohon apel tersebut. Suatu hari, dia mendatanginya lagi, dan pohon apel itu melihat bahwa sahabatnya sangat sedih.
"Apa yang terjadi padamu, sahabatku?" tanya pohon apel sambil menatap matanya. "Kenapa kamu tidak lagi bermain denganku, jangan berayun di dahan-dahanku lagi, dan jangan banggakan dirimu sebagai raja?"
Pohon apel melanjutkan, "Anakku, ada yang murah dan ada yang mahal. Banyak uang, dan aku tidak memiliki uang. Aku juga tidak memiliki uang, tapi aku memiliki buah apel. Ambillah dan jual, maka kamu akan memiliki uang, dan kamu akan kembali menjadi sahabatku yang baik dan bahagia lagi."
BACA JUGA:5 Ciri-ciri Bahwa Teman Anda Problematik, Simak Disini!