Mengapa dia harus meminjam uang darimu jika dia dapat meminta pinjaman di kantor? Jika dia bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan makanannya sendiri, ini sudah melewati batas yang wajar.
4. Apakah Kamu Punya Sumber Pendapatan Lain?
Untuk membayar kembali pinjaman ini, selain dari gaji, tanyakan pada dia apakah kamu memiliki penghasilan lain yang bisa digunakan untuk mengembalikan. Karena jika kondisi perusahaan tempat dia bekerja sedang buruk, maka kemungkinan untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu akan semakin sulit.
5. Berapa Banyak yang Kamu Butuhkan?
Mengapa jumlah pinjaman menjadi besar? Misalnya, jika dia meminjam jumlah yang agak fantastis, di luar batas biasanya. Contohnya, kamu tahu pekerjaannya, dia mungkin memiliki gaji UMR Rp 5 juta. Let's say dia meminjam Rp500.000 untuk membayar tagihan PLN karena bulan lalu ibunya sakit.
Itu masih masuk akal. Jika kamu benar-benar ikhlas kehilangan uang Rp500.000 tersebut, itu tidak masalah. Tetapi, jika kamu tidak ikhlas, kamu dapat menanyakan apakah dia memiliki sumber pendapatan lain selain gaji, sehingga dia memiliki cara untuk mengembalikan jumlah yang dipinjam.
6. Kapan Kamu Rencana Mengembalikan Uangnya
Pertanyaan ini penting karena jika dia tidak memiliki niat yang jelas, maka tidak ada jaminan. Jika memungkinkan, ada baiknya untuk memiliki surat atau dokumen yang mencatat pengembalian uang, karena sudah ada rencana yang jelas.
Misalnya, kamu bisa meminta cek atau jaminan bilyet giro sebagai bukti. Karena jika cek atau bilyet giro tersebut tidak dibayar atau ceknya kosong, itu bisa dianggap sebagai tindak pidana. Jadi, kita bisa menuntut orang tersebut jika dia tidak mengembalikan uang. Untuk lebih aman, sebaiknya tidak meminjam uang dari perorangan, tetapi dari institusi seperti perbankan.
7. Kamu Bersedia Gak Membuat Planning Pembayaran Tertulis?
Ini penting, jadi merencanakan pembayaran secara tertulis akan membuat skema yang jelas karena adanya tanda tangan membuatnya sah secara hukum. Jika tidak, terutama jika jumlahnya fantastis, tapi jika jumlahnya kecil, itu bisa dianggap sebagai sumbangan, tetapi jika jumlahnya besar, harus ada tanda tangan tertulis.
BACA JUGA:7 Cara Mengatur Keuangan Setelah Menikah, Panduan Praktis untuk Kehidupan Finansial yang Sehat
Jika tidak, itu berbahaya dan perlu disaksikan secara hukum, mungkin dengan bantuan notaris, untuk membuatnya sah dan di atas materai. Apakah ada rencana cadangan jika kamu tidak dapat membayar kembali sesuai jadwal? Misalnya, apakah ada jaminan jika tidak sesuai rencana? Harusnya kita selalu memiliki rencana cadangan. Jika kamu tidak bisa membayar, apa yang akan kamu lakukan?
8. Bagaimana Jika Ada Kesulitan Dalam Pembayaran?
Kita akan menghadapinya bersama-sama. Jika pertanyaan sudah sedalam ini, itu berarti Anda sudah sangat berhati-hati sebelum meminjamkan uang tersebut. Jika jawabannya tidak tegas atau masih samar, besar kemungkinan uangnya tidak akan kembali. Dengan demikian, Anda dapat memutuskan apakah uang tersebut bisa dipinjamkan atau tidak.
9. Bisakah Kamu Kasih Saya Waktu untuk Mempertimbangkan Permintaan Ini?
Jadi, jangan langsung memberikan persetujuan. Saya akan melakukan cross-check terlebih dahulu, saya akan melakukan rapat atau pertemuan terlebih dahulu. Mungkin Anda bisa berkonsultasi dengan teman atau saudara yang dianggap lebih kompeten dalam masalah ini dan berikan waktu untuk berpikir tanpa tekanan. Jadi, jangan menggunakan perasaan. Saat meminjamkan uang, tidak boleh dipengaruhi oleh perasaan.
10. Maukah Jika Saya Pinjamkan Segini?
Ini adalah pertanyaan alternatif jika kamu tidak mempunyai uang dengan besaran nominal yang temanmu butuhkan. Atau juga bisa karena kamu belum mempercayai temanmu itu bisa mengembalikan uang yang dia ingin pinjam saat ini.
Seperti contoh, teman lama yang dulunya pernah membantu saya. Saya juga memiliki teman lama yang sudah lama tidak berhubungan, tiba-tiba di Facebook dia mengirim pesan langsung ke saya, "Bisakah saya meminjam Rp500.000?" karena dompetnya tertinggal.
BACA JUGA: 5 Tanaman Hias Pembawa Keberuntungan, Membawa Energi Positif ke dalam Ruang Anda
Alasannya kelihatannya masuk akal saat itu, saya bukan menolak, tapi saya katakan bahwa saldo Dana saya sedang kosong dan saya hanya memiliki Rp100.000, apakah dia masih ingin? Ternyata, jawabannya tidak perlu. Jadi, itu berarti dia benar-benar kehabisan uang.
Maaf, saya hanya punya Rp100.000, bagaimana kalau begitu? Ini salah satu contoh bagaimana menghindari pinjaman uang kepada teman yang tidak mengembalikan.