Isu Kedatangan Pengungsi Rohingya untuk Dukung Capres Tertentu, Begini Faktanya!

Jumat 19-01-2024,15:27 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Berita yang sedang ramai di media sosial Facebook dan Instagram adalah misi rahasia di balik kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia.

Kabar tersebut mengindikasikan bahwa gelombang pengungsi Rohingya diharapkan tiba pada akhir tahun 2023 untuk mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden tertentu.

Cerita ini berkaitan dengan kasus seorang pengungsi Rohingya di Tulungagung, Jawa Timur, yang sebelumnya tercatat sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT), sehingga muncul kemungkinan pengungsi tersebut akan berpartisipasi dalam pemilihan umum tahun 2024.

Namun, berdasarkan informasi dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), klaim tersebut ternyata tidak benar. Para pengungsi Rohingya sebenarnya melakukan perjalanan ke Indonesia dari Bangladesh secara berkelompok kecil dengan tujuan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.

BACA JUGA:Presiden RI Menyatakan Isu Rohingya Penting untuk Dibahas dalam KTT ASEAN-Jepang

Mereka berusaha mencari perlindungan dari risiko yang ada di Myanmar dan Bangladesh, tempat di mana mereka sebelumnya mengungsi.

Terkait dengan kasus pengungsi Rohingya yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), sebenarnya, orang tersebut sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sejak tahun 2006.

Namun, Dinas Kependudukan setempat dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tulungagung mencabut KTP dan KK tersebut. Nama pengungsi tersebut juga sudah dihapus dari DPT.

Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa narasi yang beredar tidak benar dan dapat menyesatkan. Para pengungsi Rohingya datang ke Indonesia dengan tujuan mencari perlindungan dan keselamatan, bukan untuk kepentingan politik.

BACA JUGA:Mahfud MD Sebut Adanya Dugaan TPPO Terkait Kedatangan Pengungsi Rohingya

Penyebaran informasi yang tidak akurat seperti ini berpotensi menimbulkan ketakutan dan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk melakukan verifikasi kebenaran informasi sebelum menyebarkannya melalui media sosial atau kepada orang lain.

Sebagai pribadi yang cerdas dan bijaksana, kita perlu tetap waspada terhadap penyebaran informasi yang salah dan berpotensi memicu konflik.

Sebelum mengambil tindakan atau menyebarkan cerita, kita harus memeriksa sumber informasi dan memastikan bahwa informasi tersebut adalah fakta yang valid.

BACA JUGA:Menlu Retno Temui Komisioner Tinggi PBB Bahas Isu Pengungsi Rohingya di Indonesia

Kategori :