Radar Jabar – Meirav Cohen anggota Knesset atau parlemen Israel meyerukan agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera dipecat. Anggota Partai There is a Future tersebut menyebut Netanyahu telah menjadi beban bagi Israel.
“Menyakitkan untuk mengatakan kata-kata ini di tengah perang, namun sepertinya tidak ada pilihan,” ungkap Cohen dalam video yang diunggah di media sosial X, dikutip dari ANTARA.
“Netanyahu adalah kegagalan,” serunya. “Netanyahu sebagai Perdana Menteri, telah menjadi beban negara dan rakyat Israel.”
“Ketika Perdana Menteri gagal dan terus gagal, hal itu membuktikan bahwa dirinya tidak memenuhi syarat atas jabatan tersebut, bahwa dia orang yang salah di tempat yang salah di waktu yang salah, dia harus segera diganti,” sambung mantan menteri kesetaraan sosial itu.
BACA JUGA:Lebih dari 70 Persen Warga Gaza Mengalami Kelaparan Ekstrem
“Orang-orang Inggris mengajari kami ketika mengganti Perdana Menteri Neville Chamberlain pada 10 Mei 1940, setelah sembilan bulan pecahnya Perang Dunia Kedua,” tambah dia.
Kritikan kepada Netanyahu kian gencar menyusul keengganan untuk mengakui bertanggung jawab atas serangan lintas batas yang Hamas lakukan pada 7 Oktober.
Lazar Research Institu baru-baru ini melakukan jajak pendapat untuk harian Israel. Hasilnya 27% warga Israel saja yang percaya Netanyahu menjadi sosok tepat untuk menggerakkan pemerintahan.
BACA JUGA:Oposisi Israel Desak Agar Diadakan Pemilu Baru Selama Serangan Berlanjut
Sementara 49% warga, atau sekitar separuhnya, berdasarkan survei tersebut percaya sosok terbaik untuk memimpin pemerintahan Israel adalah Benny Gantz. Benny merupakan pemimpin Partai Persatuan Nasional.
Banyak publik Negara Zionis tersebut berharap penyelidikan pasca perang terhadap gempuran Hamas menjadi ‘tutup buku’ karier politik Benjamin Netanyahu. Untuk diketahui, Netanyahu terpilih selaku Perdana Menteri pada akhir 2022.
Sebelumnya, pemimpin oposisi Lapid hari Minggu (17/12) menyerukan pemilihan umum baru di tengah serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.