RADAR JABAR - Pejabat Badan Perikanan Jepang, Mori Ken, menyampaikan pada hari Rabu (13/12/2023) bahwa pembuangan air limbah nuklir Fukushima tidak terkait dengan kejadian kematian ribuan ikan di Pulau Hokkaido, Jepang utara.
Mori Ken menjelaskan bahwa pihak berwenang telah memastikan bahwa kadar tritium di perairan lepas pantai Fukushima berada di bawah tingkat yang terdeteksi.
"Sindiran bahwa kematian ikan disebabkan air limbah olahan tidak berdasar," kata Ken, dikutip dari media Jepang NHK.
Ken menekankan bahwa menyebarkan informasi yang belum diverifikasi dapat menciptakan situasi yang memunculkan kekhawatiran.
BACA JUGA:7 Prinsip Orang Jepang Agar Tidak Menjadi Pemalas
Sebanyak ribuan ton ikan sarden dan ikan kembung ditemukan mati terdampar di pantai Jepang utara, meliputi garis pantai sepanjang 1,5 kilometer di sekitar pelabuhan perikanan Toi di Hakodate selatan, Pulau Hokkaido.
Para pejabat memperkirakan bahwa sekitar 1.000 ton ikan, terutama ikan sarden dan beberapa ikan kembung, terdampar pada tanggal 7 Desember, namun jumlah ini kemungkinan bisa bertambah.
Jepang telah memulai pembuangan air limbah radioaktif yang telah diolah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima sejak bulan Agustus tahun ini.
Langkah ini menuai protes keras dari China dan partai oposisi di Korea Selatan serta Kepulauan Solomon. Sebagai tanggapan, pemerintah China melarang impor makanan laut dari Jepang setelah Tokyo mengumumkan rencana pembuangan air limbah dari PLTN Fukushima.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima memiliki lebih dari satu juta ton air limbah yang telah diolah untuk dibuang melalui proses yang berlangsung selama 30 tahun.
Setelah mengalami kecelakaan nuklir terbesar sejak 1986, setelah gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011, PLTN Fukushima terpaksa ditutup.