Joe Biden Tegaskan Agar Rumah Sakit di Jalur Gaza Harus Dilindungi

Selasa 14-11-2023,11:14 WIB
Reporter : Salma Sepina Nurdini
Editor : Salma Sepina Nurdini

RADAR JABAR - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan pada Senin (13/11) bahwa Rumah Sakit al-Shifa di Jalur Gaza harus dilindungi. Ia berharap agar tindakan Israel tidak terlalu mengganggu ketika invasi darat mereka mendekati fasilitas tersebut.

"Seperti yang kita ketahui, saya tidak segan mengungkapkan keprihatinan saya atas apa yang terjadi. Harapan dan ekspektasi saya yakni tindakan yang tidak begitu mengganggu terkait rumah sakit. Kami tetap berhubungan dengan Israel," ujar Biden di Kantor Oval, Gedung Putih.

Biden mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi tersebut dan berharap agar tindakan terkait rumah sakit bisa dilakukan tanpa mengganggu, sambil menjaga komunikasi dengan Israel.

BACA JUGA:Joe Biden Minta Israel Hentikan Serangan ke Rumah Sakit di Gaza

"Jadi saya tetap berharap, rumah sakit harus dilindungi," tegasnya 

Daerah sekitar rumah sakit menjadi target serangan udara besar-besaran dari Israel, termasuk serangan di dalam kompleks rumah sakit al-Shifa sendiri sejak pekan lalu. Militer Israel menuduh bahwa Hamas memiliki pusat komando bawah tanah yang tersembunyi di bawah rumah sakit, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina.

Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, menyatakan bahwa Washington ingin melihat pasien dan rumah sakit dilindungi. Mereka telah berbicara dengan pemerintah Israel mengenai hal ini, dan keduanya sepakat bahwa tidak boleh ada baku tembak di rumah sakit.

“Kami telah berbicara dengan pemerintah Israel mengenai hal ini dan mereka memiliki pendapat yang sama yakni tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit,” ujar Jake Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.

BACA JUGA:Abu Obaida jadi Idola Anak-Anak di Gaza Palestina Seperti Superhero

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa rumah sakit harus dilindungi serta beroprasi secara efektif agar dapat memberikan layanan medis kepada pasien.

"Rumah sakit harus dilindungi. Rumah sakit harus dapat berjalan efektif sehingga layanan medis dapat diberikan kepada pasien. Dan terakhir, ketika masyarakat perlu dievakuasi dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain untuk menjamin keberlangsungan perawatan, evakuasi rute harus aman," kata Sullivan.

Pemerintah Israel baru-baru ini memberitahu pihak AS bahwa ada, dan akan terus ada, rute evakuasi bagi orang-orang yang meninggalkan kompleks rumah sakit tersebut.

Dalam sejarah agresi Israel di Jalur Gaza selama 38 hari, lebih dari 11.180 warga Palestina tewas, termasuk 7.700 lebih anak dan perempuan, sementara lebih dari 28.200 orang lainnya terluka. Banyak bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, mengalami kerusakan atau hancur akibat serangan udara dan darat oleh Israel.

Jumlah korban tewas di Israel hampir mencapai 1.200 orang, namun pada Jumat, Israel merevisi perkiraan menjadi lebih dari 1.400 korban jiwa.*

Kategori :