RADAR JABAR - Aksi Salwan Momika telah menghebohkan global sejak melakukan tindakan membakar dan merusak Al-Quran di Stockholm, Belgia.
Seorang imigran dari Iraq, Momika menyulut kemarahan kembali dengan mengibarkan dan mencium bendera Israel, sambil secara melecehkan Al-Quran di Swedia.
Aksinya terjadi pada saat Tel Aviv memperkuat serangan bomnya di Jalur Gaza yang terkepung, menyebabkan kematian lebih dari 1.700 anak.
Momika, yang sebelumnya telah menjadi sorotan berita karena insiden serupa di Stockholm, terlihat mencium bendera Israel sambil menginjak Al-Quran.
BACA JUGA:8 Peristiwa dalam Al-Quran Terjadi di Dunia Nyata
“Hari ini saya menyatakan solidaritas saya dengan Israel yang hebat,” tulisnya dalam sebuah postingan yang menyertai video online tersebut, melansir Doha News pada Selasa (22/10/2023).
Pada bulan Juli, Kementerian Intelijen Iran mengumumkan secara resmi bahwa Momika telah direkrut oleh Mossad pada tahun 2019.
Sebagai informasi, Mossad adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal).
Berdasarkan keterangan dari kementerian intelijen Iran, tindakan penghinaan terhadap Al-Quran yang dilakukan oleh Momika diduga merupakan bagian dari rencana yang disusun bersama dengan pihak Zionis ‘Israel’ untuk mengalihkan perhatian dari tindakan kekerasan militer Israel terhadap warga asli Palestina.
Bulan Juli juga menjadi waktu di mana Tel Aviv melakukan salah satu serangan terbesarnya dalam beberapa tahun terakhir di kota Jenin, Tepi Barat, yang menyebabkan kematian dua belas warga Palestina.
“Ini adalah praktik yang biasa dilakukan oleh Zionis, yang, di samping kampanye pembunuhan dan penghancuran, melaksanakan proyek-proyek kriminal untuk mengalihkan perhatian dari operasi-operasi jahat mereka,” kata pernyataan itu.
BACA JUGA:Kementerian Luar Negeri Iran Panggil Utusan Swedia dan Denmark Pasca Aksi Penistaan Al Quran
Pernyataan dari Iran merujuk pada serangan ‘Israel’ terhadap kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, menuduh bahwa Momika memegang "peran utama" dalam kegiatan mata-mata terhadap milisi Irak yang didukung oleh Iran dan berkontribusi pada situasi destabilisasi di Irak sebelum Momika tiba di Swedia.
Pernyataan tersebut juga mengklaim bahwa Momika meminta izin tinggal di Swedia dari ‘Israel’ sebagai imbalan atas kontribusinya.
Imigran pembelot asal Irak ini telah secara konsisten menimbulkan kontroversi dan kecaman di tingkat global karena tindakan provokatifnya terhadap umat Muslim, yang terjadi di lokasi-lokasi bersejarah seperti kedutaan besar, masjid, bahkan di Riksdag, parlemen Swedia.