Mohammad Yamin, yang menjadi Ketua Jong Sumatranen Bond, merupakan salah satu tokoh politik terkemuka di Indonesia yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan.
Lahir pada 23 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat, Yamin menempuh pendidikan di berbagai tempat, termasuk HIS Palembang, AMS Yogya, HIS Jakarta, dan Recht Hogeschool Jakarta.
4. Dr. Satiman Wirjosandjojo (Jong Java)
Satiman Wirjosandjojo, yang merupakan pendiri dan ketua Jong Java, sebelumnya dikenal sebagai Tri Koro Dharmo. Pendirian Tri Koro Dharmo dilakukan karena Satiman merasa bahwa setelah penguasaan kaum tua dalam organisasi Boedi Oetomo, organisasi tersebut menjadi terlalu bersifat Jawa-sentris.
BACA JUGA:Disdik Jabar Usulkan Hadjarudin Jadi Tokoh Pendidikan
Selain mendirikan Jong Java, Satiman juga terlibat dalam pendirian Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi agama Islam dengan rencana untuk menjadi lembaga pendidikan yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada madrasah atau pesantren biasa.
5. Soegondo Djojopoespito (Perhimpoenan Pemoeda Peladjar Indonesia)
Soegondo Djojopoespito adalah salah satu pendiri Perhimpoenan Pemoeda Peladjar Indonesia (PPPI), bersama dengan RT Djoksodipoero, Goelarso, Soewirjo, Darwis, dan Sigit.
Ia juga menjabat sebagai ketua PPPI pada tahun 1927 dan menjadi ketua Kongres Pemuda Kedua yang berlangsung pada tanggal 27 hingga 28 Oktober 1928.
6. Amir Sjarifoeddin (Jong Batak Bond)
Amir Sjarifoeddin, yang aktif dalam organisasi Jong Batak Bond, organisasi pemuda Batak, lahir pada 27 April 1907. Selama masa mudanya, Amir belajar di Rechtshoogeschool te Batavia.
Pada masa kemudian, ia bahkan menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia pada periode 3 Juli 1947 hingga 29 Januari 1948, sehingga ia juga memiliki peran penting dalam sejarah politik Indonesia.
7. R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
Rumondor Cornelis Lefrand Senduk, seorang pemuda asal Minahasa, Sulawesi Utara, yang memiliki kesempatan untuk mengejar pendidikan tinggi, termasuk studi di sekolah pendidikan dokter Hindia, Stovia di Batavia pada tahun 1904.
BACA JUGA:Empat Tokoh Mendapat Gelar Kehormatan Sebagai Pahlawan Nasional
Di Batavia, Senduk membentuk hubungan erat dengan pemuda dari berbagai daerah untuk memajukan perjuangan kemerdekaan dan melawan penjajahan Belanda.
Pada Kongres Pemuda II, ia berperan sebagai Pembantu III dan juga dikenal sebagai perancang pembentukan Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 1939. Namun, karena keterlibatannya dalam pergerakan nasional, Senduk diasingkan ke Papua.
8. Johannes Leimena (Jong Ambon)
Johannes Leimena, dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam organisasi Jong Ambon, adalah seorang dokter yang dihormati.
Ia terkenal karena integritasnya, dengan Sukarno menyebutnya sebagai orang yang paling jujur yang pernah ia temui.
Selain aktif dalam Jong Ambon, Leimena juga memberikan kontribusi besar bagi Indonesia melalui pekerjaannya sebagai dokter. Salah satu prestasinya yang berlanjut hingga saat ini adalah pendirian puskesmas.