Sejarah Lengkap Zionisme dan Bukti Kelicikan Zionis Yahudi Merebut Tanah Palestina

Senin 23-10-2023,13:04 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Pada masa itu, Herzl mencoba bertemu dengan Sultan Abdul Hamid I, yang saat itu adalah khalifah Kekhalifahan Turki Utsmaniyah (1876-1909).

Dengan segala upaya bujuk rayu, Herzl berusaha meyakinkan Sultan agar mengizinkan orang Yahudi mendirikan negara Israel di Palestina. Herzl bahkan menawarkan pemulihan keuangan Kesultanan Utsmaniyah yang sedang mengalami kesulitan kepada pemilik modal Yahudi di seluruh Eropa. Namun, Sultan menolak tawaran tersebut.

Akibatnya, gerakan Zionis Yahudi kemudian berperan dalam menghancurkan Kesultanan Utsmaniyah melalui agen Yahudi bernama Mustafa Kemal Pasha (Ataturk) dari Thessaloniki.

Herzl menggelar Kongres Zionis Internasional pertama di Swiss dengan tujuan menyatukan sikap para tokoh Zionis dunia. Hasil dari kongres tersebut adalah penegasan bahwa Zionisme bertujuan membangun tanah air bagi kaum Yahudi di Palestina yang dilindungi oleh undang-undang.

Theodor Herzl terpilih sebagai pemimpin gerakan ini dan mencatat dalam buku harian bahwa pada kongres tersebut, ia menciptakan "Protokolat of Zion," yang berisi 24 strategi Zionis Yahudi untuk menguasai dunia, yang kemudian menjadi agenda bersama.

Selain itu, pada November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Arthur James Balfour, mengirim surat kepada pemimpin komunis Yahudi Inggris, Ros Child, yang ditujukan kepada Federasi Zionis.

Surat tersebut berisi pemberitahuan bahwa pemerintah Inggris telah menyetujui permintaan bangsa Yahudi untuk mendapatkan tanah Palestina.

Saat itu, sebagian besar wilayah Palestina masih berada di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah, tetapi batas-batas wilayah Palestina telah ditentukan sebagai bagian dari persetujuan Sykes-Picot pada 16 Mei 1916, yang merupakan kesepakatan antara Inggris dan Prancis.

Kata-kata deklarasi ini kemudian dimasukkan ke dalam perjanjian damai dengan Kesultanan Utsmaniyah, yang juga mencantumkan Palestina sebagai satu-satunya nominator wilayah tersebut.

Alasan Inggris Pilih Palestina Sebagai Tempat Penampungan Orang-Orang Yahudi dari Eropa

Tempat berdirinya negara Yahudi memiliki catatan panjang. Awalnya, ada sejumlah lokasi yang dianggap sebagai calon tempat berdirinya negara Yahudi, termasuk Mozambik, Kongo di Afrika, Uganda, bahkan Argentina pernah diajukan sebagai opsi pada tahun 1897.

Kemudian, Cyprus diusulkan pada tahun 1901, Sinai pada tahun 1902, dan kembali Uganda diusulkan atas usulan pemerintah Inggris pada tahun 1903. Namun, sebagian besar dari usulan ini mendapatkan penolakan keras dari para Rabbi Yahudi konservatif.

BACA JUGA:Kisah Pendeta Yahudi Meninggal Seketika di Atas Makam Rasulullah

Gerakan yang digalang oleh Herzl dan kelompok Zionisnya dianggap sebagai gerakan sekularis yang mengambil alih agama Yahudi. Bahkan dalam Kongres para Rabbi di Philadelphia, Amerika Serikat, pada akhir abad ke-19, salah satu keputusan yang diambil adalah menentang pendirian satu negara Yahudi yang dipaksakan.

Menurut kelompok Rabbi konservatif ini, Zionisme merupakan gerakan sekuler yang berlandaskan pada Talmud, yang dianggap sebagai kitab iblis, dan bukan pada Kitab Taurat Nabi Musa.

Bagi kalangan Zionis, negara Yahudi dapat didirikan tanpa harus menunggu kedatangan Mesias di akhir zaman. Mereka percaya bahwa ini harus dilakukan secepat mungkin untuk menyambut datangnya Mesias.

Pandangan ini berbeda dengan pandangan Yahudi anti-Zionis, yang dalam beberapa kelompoknya seperti Naturei Karta dan International Jews Anti-Zionist, masih menunggu datangnya Mesias untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina.

Kategori :