Sebagai perusahaan yang memproduksi komputer pribadi, laptop, printer, pemindai, dan perangkat periferal komputer dengan penjualan unit terbesar kedua di dunia, tidak mengherankan jika HP Incorporation memberikan dukungan finansial kepada Israel untuk mengontrol warga Palestina melalui teknologi yang canggih.
Dikutip dari laman investigate.afc.org, perusahaan yang didirikan oleh Bill Hewlett dan David Packard tersebut telah memberikan bantuan kepada Kementerian Pertahanan Israel dalam bentuk sistem yang dikenal dengan sistem Bazel.
Sistem Bazel ini adalah sebuah sistem biometrik yang dirancang untuk mengontrol warga Palestina yang melintasi perbatasan Israel dan Jalur Gaza. Ironisnya, sistem inilah yang membuat warga Palestina seolah-olah dipenjara oleh Zionis Israel.
Pasalnya, setiap warga Palestina yang ingin melintasi pos pemeriksaan yang dilengkapi dengan fasilitas Bazel harus memiliki kartu magnetik dengan beberapa penanda biometrik, seperti sidik jari, pemindaian tangan, retina, dan wajah.
2. Siemens
Selain HP Incorporation, ada satu lagi perusahaan teknologi yang memberikan dana kepada negara Israel, yaitu Siemens. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1847, dan Siemens menjadi salah satu perusahaan teknologi pertama yang fokus pada menciptakan alat komunikasi modern.
Pada tahun 1848, hanya setahun setelah didirikan, Siemens sudah berhasil menciptakan alat komunikasi jarak jauh pertama di Eropa.
Namun, sayangnya, di balik kesuksesannya sebagai pelopor alat komunikasi, terdapat dua sisi yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Pada awal berdirinya perusahaan yang berpusat di Jerman, tepatnya di kota Munich, Siemens secara paksa mempekerjakan orang-orang Yahudi yang akan dideportasi dari Eropa. Sampai saat ini, Siemens masih terlibat dalam mendukung kolonialisme, karena perusahaan tersebut sedang membangun Euroasia Interconnector.
Euroasia Interconnector adalah kabel bawah laut yang akan menghubungkan jaringan listrik Israel dengan Eropa, sehingga pemukiman ilegal di tanah Palestina yang dicuri dapat mendapatkan keuntungan dari perdagangan listrik antara Israel dan Uni Eropa.
Di Indonesia, Siemens dikenal melalui produk handphone-nya. Namun, karena Siemens sudah tidak mampu bersaing di sektor alat komunikasi, perusahaan tersebut akhirnya beralih ke penjualan komponen dan suku cadang alat elektronik.
3. Nokia
Brand elektronik ini pernah mendominasi penjualan alat komunikasi dari tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an. Sayangnya, pada saat itu, tidak banyak yang tahu bahwa Nokia juga merupakan perusahaan yang memberikan dukungan finansial kepada Israel.
Hal ini menjadi ironi karena hampir semua warga Indonesia menggunakan Nokia. Bantuan dana Nokia kepada Israel diakui oleh seorang manajer Nokia bernama IWF dalam sebuah wawancara. IWF menyatakan bahwa mereka benar-benar fokus pada Israel dari segala sudut pandang karena mereka memiliki proyek internal yang disebut Project Israel, setelah produk HP, Siemens, dan Nokia.
4. Puma
Puma bisa dianggap sebagai brand yang diminati dari berbagai kalangan. Sayangnya, berdasarkan laporan Gerakan BDS, perusahaan yang bergerak di sektor peralatan olahraga ini terlibat dalam pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia di Palestina.
Puma adalah sponsor utama asosiasi sepak bola Israel, di mana tim atau klub di bawah naungan asosiasi tersebut menggunakan pemukiman warga Palestina sebagai tempat latihan mereka.
BACA JUGA:9 Rekomendasi Film Tentang Konflik Israel vs Palestina Paling Menegangkan dan Menyayat Hati
Terkait dengan keuntungan hasil penjualan produk Puma, data yang paling terupdate adalah tahun 2006, di mana perusahaan yang berpusat di Jerman ini meraih keuntungan fantastis senilai 2.755 miliar Euro.