RADAR JABAR - Filosofi nihilisme adalah pandangan yang menyoroti ketiadaan arti inheren atau nilai universal dalam kehidupan manusia.
Nihilisme mendasarkan dirinya pada keyakinan bahwa kehidupan, realitas, dan eksistensi tidak memiliki tujuan atau makna yang baku.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang filosofi nihilisme, sudut pandangnya, dan bagaimana hal ini mempengaruhi persepsi manusia tentang arti hidup.
Asal Mula Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin, "nihil" yang berarti "tidak ada" atau "tiada." Filosofi ini muncul pada abad ke-19 di Eropa, terpengaruh oleh pemikiran filsuf-filsuf seperti Friedrich Nietzsche, Arthur Schopenhauer, dan Søren Kierkegaard.
Nihilisme dianggap sebagai reaksi terhadap masyarakat dan nilai-nilai yang ada pada masa itu, yang terlihat sebagai hampa makna dan krisis identitas.
Subyek dan Pendekatan Nihilisme
Filosofi nihilisme menyatakan bahwa tidak ada tujuan baku, nilai mutlak, atau kebenaran universal yang dapat memberikan arti mutlak pada kehidupan. Nihilisme menyajikan visi yang skeptis terhadap keyakinan, agama, moral, dan bahkan pengetahuan itu sendiri.
Ada dua pendekatan utama dalam nihilisme:
1. Nihilisme Epistemologis: Ini menyangkal kemungkinan pengetahuan yang benar atau kebenaran yang objektif. Hal ini mengacu pada keyakinan bahwa realitas tidak dapat dipahami sepenuhnya, sehingga menimbulkan keraguan terhadap pengetahuan dan kepastian.
2. Nihilisme Moral: Mengacu pada pandangan bahwa nilai-nilai moral adalah konvensi sosial dan tidak memiliki dasar objektif atau universal. Oleh karena itu, moralitas dianggap sebagai ilusi yang digunakan untuk mengontrol masyarakat.
Implikasi Nihilisme terhadap Arti Hidup
Dalam pandangan nihilisme, kehidupan manusia tidak memiliki tujuan atau arti inheren. Tidak ada jawaban pasti mengenai mengapa kita ada di sini atau apa makna hidup kita.