Awalnya, seorang pria mengenakan kacamata hitam dan masker mengambil selembar tisu basah. Dia kemudian menggunakan tisu basah tersebut untuk mengusap bagian rangka eSAF Honda yang memiliki bercak kuning lurus sejajar.
Dalam konteks ini, dia menjelaskan bahwa tisu basah digunakan untuk menghilangkan debu yang ada pada rangka.
"Pertama kita bersihin dulu, ya, supaya debunya hilang.”
"Terus brosis tunggu sampai kering dulu," ujarnya.
Setelah bagian rangka tersebut kering, Adnoh kembali mengambil sebuah tisu kering untuk menyeka sisa cairan.
"Nah, kalau udah kering baru kita lap pakai tisu kering," jelasnya.
Setelah bagian rangka eSAF Honda tersebut diusap kembali, ternyata tidak terlihat adanya bercak atau partikel yang mengindikasikan bahwa rangka eSAF tersebut mengalami karat.
"Tuh nggak ada, kan, nodanya, brosis," cetusnya.
Ia pun kembali mengelap rangka eSAF sekali lagi. Setelah ditunjukkan tidak ada noda kotoran.
"Oke kita lap sekali lagi ya. Tuh tetap bersih, kan, nggak ada nodanya," tunjuknya.
Ketika diuji pada permukaan besi yang berkarat, tisu yang sebelumnya digunakan kemudian digunakan untuk membersihkan.
Setelah digosok beberapa kali, tisu tersebut tampak kotor dan terdapat banyak noda karat berupa serbuk besi halus yang menempel padanya.
"Kalau karat, ketika dibersihin pasti akan ninggalin serbuk," katanya.
"Oke kita coba lap lagi ya. Tuh, kan ada noda serbuknya," terangnya.
Apa itu silikat?
Secara singkat, Adnoh menjelaskan fungsi silikat adalah untuk melapisi hasil pengelasan rangka dari oksidasi atau karat.
"Lapisan silicate yang terbentuk berfungsi melapisi hasil pengelasan dari oksidasi atau karat," jelasnya.