Kontradiksi ini menjadi alasan utama mengapa para sarjana Arab mengabaikan terjemahan bahasa Arab dari Injil tersebut yang diterbitkan 100 tahun yang lalu.
BACA JUGA:Solusi yang Ditawarkan Islam untuk Hidup Bahagia
Sebagai contoh, penulis dan pemikir Mesir Abas Mahmud al-Akat dalam sebuah analisis yang ditulis pada 26 Oktober 1959 di surat kabar al-Ahram menyatakan bahwa deskripsi tentang neraka dalam Injil Barnabas didasarkan pada informasi yang relatif baru yang tidak tersedia pada saat Injil seharusnya ditulis. Sejumlah deskripsi dalam Injil ini ternyata berasal dari kutipan orang-orang Eropa dari sumber-sumber Arab.
Seorang pendeta Protestan, Ihsan Aspek, menyatakan bahwa Injil ini berasal dari abad ke-5 atau ke-6, sementara Barnabas, yang merupakan salah satu pemeluk awal Kristen, hidup pada abad pertama.
Kemungkinan salinan Injil ini telah ditulis ulang oleh salah seorang pengikut dengan nama yang sama. Ada jeda 500 tahun antara kehidupan Barnabas dan penulisan salinan Injil ini. Umat Islam mungkin akan merasa kecewa bahwa Injil ini tidak ada hubungannya dengan Barnabas.
Profesor Omar Faruq menilai bahwa Injil kuno ini perlu ditelusuri lebih lanjut untuk memastikan apakah tulisan itu benar-benar dibuat oleh Barnabas atau pengikutnya.
Demikianlah isi Injil Barnabas tentang kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Semoga kisah ini memberikan manfaat dan pemahaman kepada kita semua.